Mohon tunggu...
Muhamad AkbarJulianto
Muhamad AkbarJulianto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa Jurusan Sejarah yang memiliki ketertarikan ke bidang olahraga badminton

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Idjon Djanbi: Militer Belanda Sang Pendiri Kopassus

11 April 2023   15:54 Diperbarui: 11 April 2023   16:03 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tentara Nasional Indonesia pada masa awal kemerdekaan sering sekali berperang dengan kekuatan asing maupun local yang berusaha untuk merusak keutuhan negara, banyak sekali pertempuran yang terjadi membuat kondisi kekuatan tentara kita menjadi sangat lemah. Terutama pemberontakan-pemberontakan yang terjadi di dalam negeri, begitu banyak terjadi dan menyebar ke berbagai wilayah di Indonesia. Untuk menumpas pemberontakan-pemberontakan itu Tentara Nasional Indonesia, menjadi salah satu senjata terkuat apabila para pemberontak tidak bisa diajak berdamai.  

Salah satu pemberontakan yang terjadi adalah pemberontakan yang bernama RMS (Republik Maluku Selatan), pemberontakan ini bertujuan agar Maluku menjadi sebuah negara yang merdeka dan memisahkan dari wilayah Republik Indonesia. Untuk menumpas pemberontakan yang dilakukan oleh RMS, pemerintah Indonesia kemudian mengirim pasukan yang dipimpin oleh Kolonel Alex Evert Kawilarang dibantu oleh Letnan Kolonel Ignatius Slamet Riyadi. Di sela-sela penumpasan pemberontakan RMS, Kawilarang dan Slamet Riyadi mempunyai cita-cita untuk membetuk sebuah pasukan khusus yang memiliki kemampuan lebih baik jika dibandingkan prajurit biasa. Namun sebelum dapat membuat sebuah pasukan khusus yang sudah dicita-citakan, pada tanggal 4 November 1950 Letnan Kolonel Ignatius Slamet Riyadi harus lebih dulu gugur ditangan pemberontak RMS.

Cita-cita dari Letnan Kolonel Ignatius Slamet Riyadi kemudian dilanjutkan oleh pemimpinnya pada saat penumpasan RMS yaitu Kolonel Alex Evert Kawilarang. Pada tahun 1951 Kawilarang ditunjuk menjadi panglima komando tentara dan teritorium III Siliwangi, setelah menjadi panglima komando Kawilarang kemudian berniat mendirikan sebuah unit khusus. Pendirian unit khusus bertujuan untuk menghasilkan prajurit yang dapat diandalkan dalam berbagai medan pertempuran, hal ini dikarenakan pengalaman buruk yang diterima Kawilarang pada saat penumpasan RMS sehingga membuat nyawa temannya yaitu Letkol Slamet Riyadi meninggal.

Untuk membentuk pasukan khusus tersebut, kemudian Kawilarang menunjuk mantan anggota KST yaitu Idjon Djanbi untuk membantunya dalam merintis dan membentuk sebuah pasukan khusus. Penunjukan Idjon Djanbi untuk membentuk sebuah pasukan khusus ini dikarenakan pengalamannya dalam berbagai peperangan, dan juga pengalamannya menjadi pemimpin di sekolah terjung payung. Pada akhirnya tanggal 16 April 1952 di bentuk sebuah pasukan khusus yang diberinama Kesatuan Komando Teritorium Tentara III/ Siliwangi ( Kesko TT. III/Siliwangi, dengan Mayor Mochammad Idjon Djanbi sebagai komandonya.

            Pada tahun 1953 Kesatuan Komando Teritorium Tentara III/ Siliwangi ini berganti nama menjadi Kesatuan Komando Angkatan Darat (KKAD), dan tidak lagi dibawah teritorium III Siliwangi namun langsung dibawah naungan Kepala Staff Angkatan Darat (KSAD). Pada 25 juli 1955 Kesatuan Komando Angkatan Darat (KKAD), kembali mengalami perubahan menjadi Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD).  Pada tahun 1966 kembali berubah nama menjadi Pusat Pasukan Khusus TNI-AD ( Puspasus TNI-AD), 5 tahun kemudian pada tahun 1971 berganti nama kembali menjadi Komando Pasukan Sandi Yudha ( Kopassandha). Pada tahun 1985 berganti nama menjadi Komando Pasukan Khusus (Kopassus), nama tersebut masih bertahan hingga sekarang, dan lebih dikenal oleh masyarakat sebagai prajurit tangguh yang menjadi andalan Bagai Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun