"sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan."
(QS. Al-Insyirah 94: Ayat 5-6)
Kesulitan yang dimaksud dari ayat ini, bisa ditafsirkan sebagai wabah Corona. Yang mengakibatkan tidak bisanya masyarakat beraktivitas diluar rumah. Dengan kelonggaran waktu ini, perasaan bosan khawatir, takut, tidak semangat dengan situasi yang kian tidak membaik.Â
Tapi Allah memberikan kemudahan, seperti bisa lebih mengenal teman yang tadinya tidak kenal. Bisa lebih bersimpati kepada yang tidak beruntung, bisa lebih meluangkan waktu untuk keluarga lebih lama. Dan hal baik lainnya yang mendekatkan kita kepada rasa tenang, mungkin belum pernah dirasakan sebelumnya.
Dalil tersebut, anjurkan kita untuk tetap bersikap optimis bukan pesimis dan menyerah dengan keadaan. Karena dibalik kesulitan pasti ada kemudahan. Seperti hastag go-jek pasti ada jalan.
Kedua, budaya mengisi waktu dengan baik
Allah SWT berfirman:
illallaziina aamanuu wa 'amilush-shoolihaati wa tawaashou bil-haqqi wa tawaashou bish-shobr
"kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran."
(QS. Al-'Asr 103: Ayat 3)
Bagaimana tidak baik, jika keseharian kita saling menasehati. Entah dalam hal apapun intinya berujung pada kebaikan sesama.
Hubungannya apa dengan berkenalan lewat status WhatsApp? Begini saya jelaskan, kekosongan waktu yang diisi untuk saling mengintropeksi diri dan saling mengenal serta bersilaturahmi adalah sebuah kebaikan.Â
Karena yang diingat adalah kesan baik, walaupun ada sedikit jenaka, diselipkan dalam komentarnya. Dari sini, kita bisa memahami bahwa keindahan merupakan fitrah manusia. Maka kita ditegur untuk perbaiki internal dan eksternal diri masing-masing.
Kemudian, kebenaran di sini bisa berarti dengan berkata jujur alias apa adanya. Dengan ini, kita belajar berkata seperti realitas yang ada dan menguji cara berdialog dengan sesama. Bukan dengan sumpah serapah atau caci-maki yang tiada guna.