Mitos Jurnalisme
Oleh: Dudi Sabil Iskandar dan Rini Lestari
- Identitas Buku
- Judul : Mitos Jurnalisme
- Pengarang : Dudi Sabil Iskandar & Rini Lestari
- Penerbit : CV. ANDI OFFSET
- Tahun Terbit : 2016
- Halaman : xxii + 300 halaman
- Ukran : 16 x 23 cm
- ISBN : 978 979 29 5542 2
- Harga : Rp. 80.000,00
Tentang Penulis
Dudi Iskandar, lahir di Bandung, 5 Maret 1972 dari pasangan Badrudin Saleh dan Hadiatin. Menyelesaikan kuliah di Jurusan Dakwah Fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Gunung Djati Bandung, 1966, dengan predikat cumlaude.Menyelasaikan pendidikan magister di Pascasarjana Universitas Mercu Buana, Jakarta 2012, dengan spesialispolitical communication, dan menjadi pengajar di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur sejak 2012. Selama 12 tahun menjadi wartawan di berbagai media cetak dan online.
Rini Lestari, lahir di Gunung Kidul 1 September 1977, Pendidikan S1 Public RelationsProgram Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Studi Budi Luhur, S2 Program Pascasarjana Magister Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur. Saat ini beliau merupakan Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur.
Mitos
Secara epistimologi adalah sebuah tipe pembicaraan atau wicara (a type of speech). Mitos merupakan suatu obyek, konsep atau gagasan; mitos merupakan mode pertandaan (a mode of signification) dan suatu bentuk (form). Mitos menurut subtansinya merupakan hal yang menyesatkan, hal ini karena mitos adalah semacam wicara yang disampaikan lewat wacana (disource) sehingga segalanya dapat menjadi mitos.
Melalui buku ini, penulis menjelaskan bahwa jurnalisme akan menjadi suatu mitos jika ia kehilangan makna denotatifnya, yaitu sebagai penyampai informasi dan author makna bagi khalayak. Dengan kata lain, jurnalisme akan menjadi mitos ketika ia berada di wilayah konotatif. Jurnalisme yang berfungsi sebagai penopang kekuasaan, penghasil bisnis, dan pemuas syahwat politik adalah pers dalam wujud mitos. Ia bukan lagi sebagai pilar keempat demokrasi, melainkan sebagai penghancur demokrasi.
Keunggulan
Penulis mengupas kelemahan-kelemahan, dan kesalahan-kesalahan media informasi dalam menyampaikan informasi yang tanpa disadari khalayak, mereka dirugikan dalam memahami/mengetahui peristiwa/informasi yang sebenarnya.
Kelemahan
- Banyaknya pemaknaan menggunakan bahasa inggris, apa maksud dan tujuannya?
- Pada halaman ix – x penulis melupakan urutan penjelasannya. Disini penulis ingin menjelaskan sembilan elemen dasar dasar jurnalisme, akan tetapi elemen kedua, ketiga, dan keempat tidak ada (tidak tertulis).
- Desain sampul bukunya kurang mewakili judul dan isi buku yang ingin disampaikan.
- Contoh-contoh gambar yang tersedia di dalamnya menjadi kurang menarik karena warnanya hitam-putih, sehingga pembaca agak kesulitan untuk memahami gambar dari berita yang penulis komentari/bahas (baca: mitos).
Kesimpulan
Buku ini cocok untuk mahasiswa khususnya mahasiswa jurnalistik maupun yang memang sudah bekerja di media atau mereka yang tertarik dengan jurnalistik. Penulis menjalaskan kejanggala-kejanggalan informasi yang disampaikan oleh media, yang sebenarnya tidak seharusnya informasi tersebut disampaikan seperti itu. Keburaman-keburaman informasi yang disampaikan dan ketidak transparanan media dalam menyampaikan informasi kepada khalayak dan bagaimana sebaiknya informasi jurnalistik itu disampaikan sebagaimana menurut hukum dan kode etik jurnalistik.
IMAS VAULA AKBAR
1371503853