Mohon tunggu...
SUARDI
SUARDI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kajian Sosial dan Budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Manusia adalah makhluk yang bertanya

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Makhluk yang Bertanya

29 Maret 2022   12:19 Diperbarui: 29 Maret 2022   12:22 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber foto: kompas.com)

Masih banyak hal lain yang kata orang tua jaman dulu pamali. Tapi saya bertanya, Apakah pamali itu,? lalu apa hubungannya duduk dipintu dengan menikah yang tidak jadi atau batal menikah. Oke lagi-lagi kita tidak perlu menjawabnya karena yang kita bahas adalah bertanya.

Kita lanjutkan dengan membaca. Banyak orang yang senang membaca. Namun selera membaca itu berbeda-beda. Sebagian orang senang membaca novel, puisi, komik sebagian lagi senang membaca tentang ekonomi, politik dan filsafat.

Jika kebetulan kita tertarik pada filsafat maka kita tidak bisa memaksa orang lain untuk ikut menyukai kesenangan kita. Atau jika kita senang menonton semua program olahraga di televisi kita harus menyadari bahwa orang lain mungkin menganggap olaht itu membosankan.

Tapi apakah tidak ada suatu hal yang memikat kita semua? Tidak adakah sesuatu yang menyangkut kepentingan semua orang, tidak soal siapa mereka atau dimana mereka tinggal di dunia ini? Apakah hal yang terpenting dalam kehidupan,?

Jika kita bertanya kepada seseorang yang kelaparan, jawabannya adalah makanan. Jika kita bertanya kepada orang yang sedang kedinginan maka jawabannya adalah kehangatan. Jika kita ajukan pertanyaan yang sama kepada orang terasing dan kesepian maka jawabannya adalah ditemani orang orang lain.

Namun bagaimana jika kebutuhan-kebutuhan tersebut sudah terpuaskan? Masih adakah sesuatu yang dibutuhkan semua orang? Para filsof menganggapnya ada. Sudah pasti setiap orang membutuhkan makanan dan setiap orang juga membutuhkan cinta dan perhatian.

Namun, ada sesuatu yang lain lepas dari semua itu, yang dibutuhka semua orang yaitu mengetahui siapakah kita dan mengapa kita ada disini? Tertarik pada pertanyaan seperti ini bukanlah sambilan semata. 

Orang-orang yang mempertanyakan pertanyaan seperti itu turut serta dalam suatu perdebatan yang telah berlangsung selama manusia hidup dalam planet ini.

"Untuk mendekati filsafat adalah dengan mengajukan beberapa pertanyaan filosofis," Jostein Gaarder.

Pada saat belajar mata kuliah filsafat di kampus, saya mendapati pertanyaan dari dosen saya, bagaimana dunia diciptakan? Adakah kehendak atau makna dibalik apa yang terjadi? Adakah kehidupan setelah kematian? Bagaimana kita dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan inl? Dan yang terpenting, bagaimana seharusnya kita hidup?

Orang-orang telah mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini selama berabad-abad. Kita tidak mengenal kebudayaan yang tidak mengaitkan diri dengan pertanyaan apakah manusia itu dan dari mana datangnya dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun