Saya dulu pernah nonton televisi mengenai pesulap yang memegang sebatang tongkat dan topi.Â
Pesulap itu mempertunjukan dengan memperlihatkan kepada penonton topi yang kosong, tapi topi yang kosong itu tiba-tiba ada seekor kelinci atau bunga.
Sontak penonton tepuk tangan. Apa yang membuat senang penonton,? karena pertunjukan tadi. Lalu pernahkah kita bertanya bagaimana pesulap melakukannya.Â
Kita mungkin telah diberdaya tapi kita bertanya bagaimana ia melakukannya,? Oke tak usah dijawab karena pembahasan kita hanya berhak menanyakan bukan untuk menjawabnya.
Menuju Filsafat
Kita akan berjalan menuju filsafat tapi saya akan menceritakan lagi pengalam saya sedikit tentang awal mula belajar filsafat.Â
Pertama kali saya belajar filsafat yaitu semester 1. Saya membaca sebuah pengertian filsafat secara etimologi.Â
"Filsafat filosophia, filos artinya cinta dan Sophia artinya kebenaran atau kebijaksanaan,".
Saya rasa kita tidak akan bisa memahami jika belajar filsafat seperti ini, karena orang yang sudah mendefenisikan filsafat berarti ia memahaminya. Maka pengertian filsafat bukanlah jalan menuju pemahaman filsafat.
Untuk menjelaskan tentang filsafat saya akan mengajak pembaca untuk mencoba menyadari pengalaman yang terjadi pada diri kita. Mengapa pengalaman,? karena sebetulnya banyak hal yang tidak kita sadari bahwa kita sedang belajar filsafat.
Dulu ternyata saya sudah diajari filsafat oleh orang tua saya. Kamu tahu "pamali" ? Orang tua saya mengatakan kepada saya untuk tidak duduk di jalan pintu masuk  karena menurutnya "mantak burung babakalan," artinya menikah tidak jadi. Siapa yang tidak sakit hati tinggal menghitung jam, atau hari akan menikah tapi tidak jadi menikah.