Ketiga, pertolongan Allah (al-intishar).
Hakikat keberhasilan sejati bukan semata hasil akhir. Islam memang meminta setiap kita berikhtiar maksimal menuju hasil terbaik. Namun, hasil bukanlah segala-galanya dari ikhtiar. Pasalnya, ada nilai yang harus kita pastikan dalam setiap hakikat kemenangan bagi umat, yaitu ketika Allah telah menurunkan pertolongannya untuk mencapai kemenangan sejati. Kemenangan tidak semata-mata diukur oleh selesainya masalah yang dialami tapi juga ketika tangan tangan Allah ikut bersama kita menyelesaikan masalah-masalah yang ada, terutama masalah-masalah yang dianggap berat. Dengan dilibatkannya perasaan bahwa Allah Maha Mengetahui dan Maha Menolong, sejumlah masalah sejatinya tak akan lagi dirasa berat. Sebesar-besar masalah hakikatnya masih ada Allah Yang Mahabesar. Dengan dirasakan adanya Allah dalam seluruh sendi kehidupan, ibarat cahaya, maka tak ada tempat di setiap jengkal bumi pun yang luput dari naungan cahaya-Nya. Setiap bagian bumi dan langit berada dalam naungan perlindungan dan kasih-sayang-Nya. Bila hal ini dirasakan dalam kehidupan kita, maka apa pun yang terjadi akan menjadi nikmat yang bisa senantiasa disyukuri setiap saat.
Kehidupan amil dan dunianya boleh bergerak dinamis. Namun, dalam kacamata makrifat, sesungguhnya masing-masing pelaku dalam kehidupan ini bukan bertambah jauh perginya, melainkan justru sedikit demi sedikit menuju jarak akhir kehidupan. Kita boleh jadi bergerak bebas menuju titik baru, bahkan bisa terasa melelahkan saat menempuh perjalanannya. Kita kadang kurang menyadari bahwa apa yang hari ini dimiliki sejatinya tak sempurna kepemilikannya. Bila kita tarik persoalan ini pada gerakan zakat, sejatinya sama. Gerakan zakat yang terus digagas untuk diperbaiki setiap saat hakikat sebenarnya bisa jadi justru akan ditemukan banyak masalah baru. Masalah-masalah ini hadir agar setiap orang dari sebuah generasi amil ke generasi amil berikutnya memiliki saham, andil atau kontribusi bagi perbaikan gerakan zakat Indonesia. Jangan pernah berharap semua masalah gerakan zakat ini akan tuntas dan paripurna. Jangan jangan ketika hal ini terjadi justru gerakan zakat telah sampai pada kematiannya. Berhenti bergerak dan diam tak memiliki ruh dan dinamika apa pun.
Sesungguhnya menjadi bagian hidup sebagai amil zakat adalah rezeki dari Allah yang tak ternilai harganya. Dengan menjadi bagian dakwah zakat, lalu menjadi perpanjangan tangan lembaga zakat, insya Allah ada pahala menanti setiap saat yang tak sedikit jumlahnya Asal terus menjaga keikhlasan dalam bekerja, insya Allah buah kebaikannya bukan hanya untuk diri sendiri tapi juga sampai kepada para muzaki, mustahik, dan keluarga serta orang-orangtua dan keturunan kita hingga akhir zaman. Amil yang saleh adalah pejuang, muzaki yang saleh juga pejuang, dan mustahik yang sabar dan terus menjadi baik juga adalah pejuang. Islam adalah agama para pejuang, yang akan terus mengubah kegelapan menjadi cahaya kebaikan. Yang akan terus menerangi umat dan menjauhkan diri dari gelimang harta dan kemaksiatan. Semoga, jadi apa pun kita hari ini, dibingkai kebersamaan yang terbina saat ini, kita semua akan dipertemukan kembali oleh Allah di tempat kekal nan abadi. Yakni di surga-Nya Allah yang di dalamnya tak ada lagi derita, dan hanya ada kebahagiaan semata. Semoga kebersamaan kita dalam setiap kebaikan adalah tangga yang akan mengantarkan pada kebersamaan para penghuni surga.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H