Mohon tunggu...
Agil Kurniadi
Agil Kurniadi Mohon Tunggu... -

Penulis Sejarah, Sosial-Politik, dan kebudayaan; jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hidup Itu...

8 September 2016   00:59 Diperbarui: 8 September 2016   01:05 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Assalamualaikum Bu Jelita!"

"Walaikumsalam nak Bedil!"

"Wah, gelang emas Bu Jelita cantik amat!" Rayuan Iblis Bedil mulai menghinggapi Bu Jelita.

"Wah, iya dong! Ini baru loh Ibu Beli di Toko Emas Corina. Bagus kan? Bagus dong! Ah ah ah," Geliat tawa Bu Jelita yang mengganggu telinga Bedil itu.

Bu Jelita memang orang yang paling senang dipuji hasil kekayaannya. Ia sangat senang kalau pernak-pernik emasnya dipuji oleh orang lain. Dengan begitu, Bu Jelita akan mudah bercerita banyak tentang berbagai hasil jerih payahnya, kesuksesan, ataupun juga besar hartanya. Entahlah Bedil memuji atau menjilat, yang jelas Bu Jelita terkesima akan sanjungannya.

"Bu, Bedil mau tanya, kok Ibu bisa ya sekaya ini? Sudah kaya, banyak perhiasannya lagi. Bedil ingin tahu loh Bu," Seru Bedil penasaran.

"Hoo begitu. Kuncinya itu mudah sekali nak, ya kerja keras tho!" jawab Bu Jelita sambil meninggikan dagu.

"Kalau begitu, hidup ibu untuk apa?"

"Hmm... Tumben sekali anak sekecil kamu nanya begitu. Bagi Ibu sendiri, hidup itu ya untuk bekerja keras. Kalau kamu sudah bekerja keras, kamu nanti sukses. Kalau kamu sukses, nanti kamu kaya. Kalau kamu sudah kaya, kamu bisa beli banyak harta. Nah, inilah hasil jerih payah saya nak," Cerita Ibu Jelita ke Bedil sambil menunjukkan pernak-pernik gelang emasnya.

"Hoo, begitu ya hidup. Lah terus kalau sudah banyak harta emang kenapa Bu?

"Ya kalau sudah banyak harta, tentu kamu akan senang. Ada rasa bangga ketika kamu memiliki banyak harta. Semakin banyak harta, semakin kamu senang. Nah, baru bisa tuh kamu pamerkan ke orang-orang di luar sana."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun