Mohon tunggu...
Rahmad Agus Koto
Rahmad Agus Koto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Generalist

Aku? Aku gak mau bilang aku bukan siapa siapa. Terlalu klise. Tidak besar memang, melalui niat dan usaha, aku selalu meyakini bahwa aku selalunya memberikan pengaruh yang baik bagi lingkungan sosial maupun lingkungan alam dimanapun aku berada.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Memproduksi Sendiri Herbal Hand Sanitizer

25 Maret 2020   00:54 Diperbarui: 25 Maret 2020   00:54 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Agar diffusion methode. Mounir Baloury. JAP. Science Direct.

Sebelum kita membahas cara memproduksi antiseptik herbal, baiklah kita uraikan terlebih dahulu sedikit mengenai efek antimikrobanya secara ilmiah.

Bukan berdasarkan jargon “dipercaya”, daun sirih dan bawang putih sudah cukup lama dibuktikan di laboratorium memiliki fitur antimikroba. Saya sendiri pernah menyaksikannya langsung saat praktek mata kuliah mikrobiologi sekitar dua dekade yang lalu melalui metode difusi cakram, teknik mikrobiologis yang sederhana.

Media pertumbuhan agar (nutrient agar) yang telah dicampur merata dengan kultur mikroba diletakkan dalam petri dish, kemudian di permukaannya diletakkan kertas berbentuk cakram yang sebelumnya telah direndam dengan zat atau larutan yang hendak diuji. Diinkubasikan selama satu hari.

Jika zat tersebut memiliki fitur antimikroba, akan terbentuk zona halo, yaitu zona bening yang terlihat jelas di sekeliling cakram seperti yang terlihat pada gambar. Hal tersebut menunjukkan bahwa di zona tersebut mikroba dalam media pertumbuhan agar, tidak dapat tumbuh dan berkembang biak (Science Direct).

Agar diffusion methode. Mounir Baloury. JAP. Science Direct.
Agar diffusion methode. Mounir Baloury. JAP. Science Direct.
Selain daun sirih dan bawang putih, ada begitu banyak jenis tanaman herbal yang memiliki kemampuan membunuh (mikrobisidal) atau menghambat tumbuh kembang mikroba (mikrobiostatik). Misalnya cengkeh (Syzygium aromaticum) dan kunyit (Curcuma longa).

Sudah jamak kita ketahui bahwa di masa pandemi Covid-19 ini, antiseptik atau hand sanitizer yang praktis dipakai menjadi barang yang sulit ditemukan dipasaran, selain harganya yang melambung tinggi.

Keadaan ini secara tidak langsung memaksa kita untuk mencari alternatif dan bisa kita produksi sendiri di dapur masing-masing kita.

Disini saya sengaja memilih daun sirih, karena aromanya segar, tidak berbau tajam dan aman untuk kulit. Kandungan aktifnya terdiri dari senyawa kimia monoterpenes, sesquiterpensnes, alkohol, aldehydes dan phenols.

Bahan-bahan yang diperlukan:

Segenggam daun sirih segar (~150 gram) sebagai bahan aktif.

Dua buah jeruk nipis (~20 gram).

Sehelai daun lidah buaya (~50 gram).

Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) dan lidah buaya (Aloe vera) ditambahkan dalam formula untuk membantu efektivitas bahan aktif dan kenyamanan pemakaian.

Sebagai formula alternatif, bisa ditambahkan beberapa gram potongan kecil kayu manis (Cinnamomum aromaticum). Bisa juga ditambah dengan ekstrak bawang putih, namun aroma hasil akhirnya sangat tajam dan tidak menyenangkan.

Proses produksi:

Daun sirih yang telah dipotong-potong kecil dididihkan dalam satu liter air bersih, dibiarkan selama 10 menit, kemudian disaring. Daging daun lidah buaya dikerok, ditumbuk atau diblender. Larutan ekstrak daun sirih yang masih panas dicampur dengan daging lidah buaya dan air perasan jeruk nipis, diaduk merata.

Larutan antiseptik herbal ini diletakkan dalam wadah botol semprotan atau disesuaikan dengan keperluan masing-masing. Disemprot atau dioleskan pada bagian-bagian tubuh yang kita inginkan pada saat kita memerlukannya.

Proses produksinya cepat dengan bahan-bahan yang sederhana, namun cukup efektif mencegah kita terkontaminasi mikroba patogen.

Produksi herbal hand sanitizer bersama keluarga (dokpri)
Produksi herbal hand sanitizer bersama keluarga (dokpri)
Pada saat membuat herbal hand sanitizer ini, saya sengaja melibatkan anak-anak untuk mengisi masa libur social distancing mereka selama di rumah, bersama istri menjadi kegiatan keluarga yang bermanfaat sekaligus menyenangkan.

Semoga bermanfaat. Terima kasih telah membaca. Salam hangat.

[-Rahmad Agus Koto/Praktisi Mikrobiologi-]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun