Mohon tunggu...
Rahmad Agus Koto
Rahmad Agus Koto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Generalist

Aku? Aku gak mau bilang aku bukan siapa siapa. Terlalu klise. Tidak besar memang, melalui niat dan usaha, aku selalu meyakini bahwa aku selalunya memberikan pengaruh yang baik bagi lingkungan sosial maupun lingkungan alam dimanapun aku berada.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama FEATURED

Ketika Nafsu Belanja "Online" Tidak Terkendali

13 Juni 2018   14:38 Diperbarui: 11 Desember 2018   18:43 3279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Sering membeli sesuatu tanpa ada perencanaan sebelumnya.

2. Gemar belanja secara diam-diam. Ada unsur kesengajaan supaya tidak diketahui oleh pasangan atau temannya.

3. Tidak jujur dengan membeli apa dan seberapa besar uang yang dibelanjakannya ketika ditanyakan oleh seseorang yang dekat dengannya.

4. Menganggap belanja adalah kegiatan yang menyenangkan, menjadikannya sebagai hobi.

5. Kadang-kadang timbul perasaan bersalah setelah membeli sesuatu karena menyadari bahwa barang yang sudah dibeli tidak begitu dibutuhkan dan memberatkan keuangannya.

6. Ada kalanya muncul keinginan yang kuat untuk berbelanja tanpa memiliki alasan yang jelas.

7. Mengalami kesulitan dalam membedakan antara keinginan dengan kebutuhan saat berbelanja.

Solusi untuk penderita Oniomania, khususnya yang masuk dalam kategori berat (severe) adalah terapi konseling atau pengobatan berdasarkan hasil konsultasi dengan psikiater, terapi fisik seperti olahraga dan yoga, serta aktif dalam kegiatan sosial dan keagamaan.

Untuk menghindarkan diri dari Oniomania, menurut Robert La Rose (Ahli Telekomunikasi Department of Telecommunication Michigan State University, Amerika Serikat), dengan mengendalikan diri saat belanja "online", memahami dan menghindarkan diri dari ciri-ciri penderita Oniomania, mengatur keuangan dengan baik, dan membuat skala prioritas untuk barang-barang yang akan dibeli.

Bagaimana dengan Anda?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun