Mohon tunggu...
Rahmad Agus Koto
Rahmad Agus Koto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Generalist

Aku? Aku gak mau bilang aku bukan siapa siapa. Terlalu klise. Tidak besar memang, melalui niat dan usaha, aku selalu meyakini bahwa aku selalunya memberikan pengaruh yang baik bagi lingkungan sosial maupun lingkungan alam dimanapun aku berada.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Untuk Mudik Selamat dengan Sepeda Motor

6 Juni 2016   00:44 Diperbarui: 6 Juni 2016   01:17 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Kecelakaan lalu lintas termasuk 10 besar penyebab utama kematian di dunia dan diperkirakan akan terus meningkat (WHO). Di negara berkembang, berada di posisi kelima dan sepeda motor merupakan pembunuh yang paling mengancam secara global di lalu lintas (Republika). Menurut Kementerian Perhubungan, pada tahun 2014 tercatat 59.906 kasus kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan 28.897 kematian, 71% didominasi kecelakaan sepeda motor dan 57%-nya dari kalangan remaja (Gatra).

Data-data yang sangat mengkhawatirkan bukan?

Data-data ini membuat Kementerian Perhubungan menciptakan 10 strategi untuk mencegah kecelakaan lalu lintas yang dipicu sepeda motor. Diantaranya membuat regulasi pembahasan kecepatan di kawasan pejalan kaki, menegakkan peraturan penggunaan helm dan memakai pakaian berwarna terang (Detik).

Menurut Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) Ellen Tangkudung, Jarak tempuh menjadi penyebab utama kecelakan, serta waktu yang terlalu lama mengemudikan sepeda motor (Kompas).

Yup, mengemudikan sepeda motor yang terlalu lama tentunya menyebabkan kelelahan dan mengurangi konsentrasi pengendara saat berada di jalan raya. Selain itu, ukuran kendaraan yang relatif kecil serta tubuh pengendara dan kendaraan yang terbuka (tidak dilindungi oleh “body”) membuatnya lebih rentan mengalami kecelakaan daripada mobil.

Dua dekade lebih sudah saya bisa menggunakan sepeda motor. Kendaraan yang saya pakai untuk keperluan sehari-hari. Beberapa kali diantaranya saya gunakan untuk mudik yang jaraknya lebih dari 200 km. Alhamdulillah, selama itu dan hingga kini jarang sekali saya mengalami kecelakaan, seingatku tidak sampai lima kali dan hanya kecelakaan ringan.

Nah, bagaimana supaya mudik selamat dengan sepeda motor?

Sebisa mungkin, hindarilah menggunakan sepeda motor saat hendak mudik atau mengadakan perjalanan yang jauh, apalagi membawa keluarga atau teman dan barang-barang yang cukup banyak. 

Sekilas info, alternatif mudik ini juga sangat layak untuk diikuti karena aman, efektif dan efisien, yaitu Program Mudik Gratis Bagi Pengendara Sepeda Motor yang diadakan oleh Kemenhub, detailnya bisa dibaca di sini, Kompas

Namun, jika telah memutuskan untuk menggunakan sepeda motor, berikut ini saya berbagi pengalaman pribadi untuk menghindari kecelakaan. 

SEBELUM BERANGKAT

  • Memeriksa sepeda motor secara seksama. Memeriksa mesin, usia oli, ban, rantai penghubung roda depan belakang, keseimbangan setang/kemudi dan rangka sepeda motor, memasang kaca spion kiri kanan standar (bawaan sepeda motor), memeriksa seluruh lampu yang ada di sepeda motor, dll. Atau untuk lebih pastinya, sepeda motor dibawa ke bengkel untuk diperiksa dan dipersiapkan sebaik mungkin oleh teknisi bengkel.
  • Mengendarai sepeda motor untuk jarak jauh tentunya sangat melelahkan tubuh, terutama bagian mata, punggung dan lengan. Sebagian besar energi terkuras untuk konsentrasi selama berkendaraan. Oleh karena itu pastikan tubuh berada dalam keadaan yang fit dan tidak dalam keadaan yang lapar. 
  • Menggunakan helm standar dan memakai jaket berwarna terang yang cukup tebal.
  • Berdoa. Secara pribadi, aktivitas ini sangat penting. Secara psikologis menenangkan pikiran dan memotivasi diri untuk berhati-hati saat di perjalanan.

SAAT DI PERJALANAN

  • Menjaga jarak dengan kendaraan yang ada di depan, di belakang dan di samping. Jarak dari kendaraan yang ada depan sekitar 10 meter, jarak yang dibutuhkan untuk mengendalikan sepeda motor jika kendaraan yang berada di depan mengerem mendadak kendaraannya.
  • Ketika hendak mendahului kendaraan yang berada di depan, jarak minimal kira-kira 5 meter dari kendaraan yang akan dilewati sambil melihat jalan yang akan dilalui. Pastikan tidak sedang berada di jalan yang menikung, "gigi" mesin berada di posisi satu atau dua (non-matic) sehingga akselerasi mesin lebih maksimal.
  • Hindari berada di tengah-tengah kendaraan-kendaraan berukuran besar yang sedang melaju.
  • Membawa boncengan dan barang-barang yang tidak mengganggu kenyamanan mengemudi.
  • Berhenti secara periodik, setiap tiga atau empat jam untuk mengistirahakan tubuh dan kendaraan.
  • Minum air mineral/isotonik yang teratur selama di perjalanan untuk menghindari dehidrasi yang erat kaitannya dengan konsentrasi.
  • Hati-hati, jangan tergoda atau terlena untuk memaksimalkan kecepatan kendaraan di jalanan yang lurus dan seepi kendaraan, khususnya di jalanan yang belum pernah dilalui atau sudah lama tidak dilalui, karena bisa saja ada bagian jalan yang rusak (berlubang-lubang).
  • Jika memungkinkan, hindari mengadakan perjalanan saat malam hari karena akan membutuhkan konsentrasi yang lebih besar dan pandangan yang sering silau oleh kenderaan yang berada di depan.

Tips tersebut tidaklah menjamin keselamatan seutuhnya, hanyalah sebentuk usaha yang maksimal karena kadang-kadang kecelakaan terjadi bukan karena kelalaian kita dan akhirnya Tuhan jualah yang menentukan. 

Oke, semoga semua teman-teman pembaca yang mengadakan perjalanan jauh atau mudik, khususnya bagi yang menggunakan sepeda motor tiba dengan selamat di tujuan.

Terima kasih sudah membaca dan semoga bermanfaat.

Salam hangat Sahabat Kompasianers... :)

Akun Facebook dan Twitter Penulis

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun