[caption id="attachment_359165" align="aligncenter" width="600" caption="Panorama dari puncak Penang Hill"][/caption]
Mungkin aku akan menyesal sekiranya kuikuti prasangkaku mengenai Penang Hill. Sebelumnya aku sempat menyangka bahwa tempat wisata ini tempat wisata yang biasa saja. Alhamdulillah, akhirnya akhir Maret yang lalu aku ditakdirkan juga menikmati betapa indahnya salah satu tempat wisata andalan Malaysia ini.
[caption id="attachment_359166" align="aligncenter" width="600" caption="Stasiun bawah Kereta Api Penang Hill"]
[caption id="attachment_359170" align="aligncenter" width="600" caption="Antrian di loket kereta api stasiun bawah"]
Dari pusat kota George Town via bus Rapid Penang yang nongkrong di Terminal Bus Komtar, kira-kira sejam tiba di stasiun bawah kereta api (gak ada apinya loh... :p ) yang mengangkut pengunjung ke stasiun atas puncak Penang Hill. Biaya angkutan kereta api dengan rel tercuram sedunia ini 30 RM tuk pulang balik.
Ya, mereka bilang sih tercuram sedunia. Haha... gak taulah gimana kebenarannya, yang jelas memang curam, bahkan ada yang kecuramannya mencapai sudut 45 derajat.
[caption id="attachment_359167" align="aligncenter" width="600" caption="Kebayang kan gimana curamnya rel kereta api ini?"]
[caption id="attachment_359168" align="aligncenter" width="600" caption="Pemandangan lembah kota George Town dari stasiun atas"]
Setibanya di beranda puncak Penang Hill, aku terpana menyaksikan bentangan panorama yang sangat indah dan unik. Panorama hutan pepohonan hijau yang lebat, panorama hutan beton kota George Town dan panorama bentangan laut dimana di tengah-tengahnya terdapat Penang Bridge yang menghubungkan Pulau Penang dengan daratan Malaysia.
Ahhh... memang belum banyak tempat wisata yang pernah kukunjungi, dan kemungkinan besar memang ada yang lebih indah dari Penang Hill ini, yang jelas lokasi wisata ini adalah lokasi wisata alam terbaik yang pernah kusaksikan sendiri secara langsung. Selain pemandangannya, lokasi wisata ini juga tertata dengan sangat baik, rapi, bersih dan nyaman.
[caption id="attachment_359169" align="aligncenter" width="600" caption="Beranda Penang yang nyaman, tertata rapi dan bersih"]
Di puncak ini ada juga disediakan tempat untuk sejumlah teropong. Selembar uang satu ringgit disisipkan untuk menikmati pemandangan kota George Town melalui teropong yang perbesarannya cukup tinggi.
[caption id="attachment_359174" align="aligncenter" width="600" caption="Teropong yang beraneka warna"]
[caption id="attachment_359175" align="aligncenter" width="600" caption="Menikmati pemandangan via teropong"]
Setelah mencoba teropong itu dan hendak melanjutkan perjalanan kaki menelusuri bukit ini, saya menemukan momen yang cukup unik. Momen asli tanpa rekayasa aka candid, selfie massal dengan tiga pose nyelfie... haha... gak massal massal kalilah... :p ...
Di puncak bukit ini ada cafe David Brown yang usianya mungkin sudah seusia lokasi wisata ini. Tempatnya sangat strategis sekali. Sambil menikmati pemandangan, merasakan hembusan angin perbukitan dan menghirup wangi espresso.... Hhhmmm.... ^,~
[caption id="attachment_359172" align="aligncenter" width="600" caption="Cafe David Brown"]
[caption id="attachment_359173" align="aligncenter" width="600" caption="Ngespresso di Cafe David Brown"]
[caption id="attachment_359181" align="aligncenter" width="600" caption="Pemandangan dari sekitar cafe David Brown"]
Aaahhh... perut mulai terasa laper, selain ada restauran yang terkesan elit, ada juga food court bagi pengunjung yang isi kantongnya pas pasan hehehe... Di atap food court ini ada "jembatan cinta" bagi pasangan yang pengen lebay memasang gembok cintanya di pagar yang disediakan :D Dan di bagian bawah food court ini ada Museum Burung Hantu yang cukup menarik, terutama bagi anak-anak yang akan memperluas wawasannya mengenai dunia burung.
[caption id="attachment_359191" align="aligncenter" width="600" caption="Restauran "]
[caption id="attachment_359194" align="aligncenter" width="600" caption="Food court, Jembatan Cinta dan Museum Burung Hantu"]
[caption id="attachment_359195" align="aligncenter" width="600" caption="Panorama dari Jembatan Cinta"]
[caption id="attachment_359196" align="aligncenter" width="600" caption="Gembok-gembok cinta"]
[caption id="attachment_359197" align="aligncenter" width="600" caption="Di dalam museum burung hantu"]
[caption id="attachment_359198" align="aligncenter" width="600" caption="Suasana di dalam food court...rame..."]
Setelah makan di food court, melihat jembatan cinta dan museum burung hantu, sholat Ashar di mesjid yang didekatnya ada kuil yang menarik. Setelah itu mengamati kereta api pertama yang "dimuseumkan" di alun-alun Penang Hill.
[caption id="attachment_359200" align="aligncenter" width="600" caption="Mesjid dan Kuil yang berdampingan"]
[caption id="attachment_359201" align="aligncenter" width="600" caption="Kereta api pengangkut pertama yang "]
Hari sudah mulai gelap, sudah sekitar enam jam aku muter-muter di bukit ini. Padahal dari brosur Penang Hill, sepertinya aku baru menelusuri sekitar 40 % dari keseluruhan tempat-tempat yang disarankan untuk dikunjungi. Mungkin emang butuh satu harian penuh untuk menikmati keseluruhannya, plus bermalam jika hendak menikmati panorama malam kota George Town dengan kerlap-kerlip lampu yang sangat indah.
[caption id="attachment_359206" align="aligncenter" width="600" caption="Jika sudah selesai, akan jadi tempat memandang panorama yang sangat menarik"]
[caption id="attachment_359207" align="aligncenter" width="600" caption="Foto panorama "]
[caption id="attachment_359208" align="aligncenter" width="600" caption="Siap meluncur pulang"]
[caption id="attachment_359209" align="aligncenter" width="600" caption="Ini dia tampang kereta api yang menarik itu"]
Alhamdulillah, kenangan yang sangat indah. Salam Hangat Sahabat Kompasianers...
[-Rahmad Agus Koto-]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H