Mohon tunggu...
Rahmad Agus Koto
Rahmad Agus Koto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Generalist

Aku? Aku gak mau bilang aku bukan siapa siapa. Terlalu klise. Tidak besar memang, melalui niat dan usaha, aku selalu meyakini bahwa aku selalunya memberikan pengaruh yang baik bagi lingkungan sosial maupun lingkungan alam dimanapun aku berada.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Peranan Pupuk ZA dalam Pembuatan Nata De Coco

1 April 2015   02:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:42 3845
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya bersedia adu argumen secara saintifik dengan saksi ahli dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Balai Laboratorium Kesehatan yang menyebutkan bahwa semestinya salah satu bahan nata de coco itu bukan dari pupuk, tetapi dari bahan yang memang dikhususkan untuk makanan (Kompas). Pendapat yang seolah-olah pemberian pupuk itu sebagai zat tambahan pangan yang membahayakan kesehatan yang mengkonsumsi nata tersebut.

Penjelasan ini juga sekaligus untuk membantah pernyataan Kapolres Sleman, AKBP Faried Zulkarnaen yang menyebutkan bahwa hal ini bisa dikaterogikan sebagai penyalahgunaan pupuk yang dicampurkan di bahan makanan (Tribun News).

ZA (Ammonium Sulfat) dan Kesehatan

Selain sebagai pupuk tanaman, ZA digunakan untuk memurnikan protein di dalam laboratorium, dan sebagai zat tambahan pangan. Yap... zat kimia yang ditambahkan dalam pembuatan roti (bread) untuk meningkatkan kualitas teksturnya (Bakerpedia).

US Food and Drug Administration (FDA) memasukkan ZA ke dalam daftar zat tambahan pangan aman (Generally Recognized As Safe (GRAS)) yang ditambahkan langsung ke dalam makanan, dengan catatan sesuai dengan prinsip Good Manufacturing Practice(GMP), tidak lebih dari 0,15 % untuk produk roti, 0,1% untuk produk gelatin dan puding (CFR, FDA).

Tetapi bagaimanapun, jika memang digunakan langsung sebagai bagian dari produk makanan, sebaiknya menggunakan ZA (Ammonium Sulfat) yang food grade, karena ada kemungkinan pupuk ZA yang di pasaran tidak murni.

(Saya sudah mencoba menelusuri referensi terkait ini dari BPOM RI, namun tidak saya temukan. Ada juga blog yang menyebutkan bahwa BPOM ada membuat regulasi terkait ZA ini, tetapi tidak menautkan sumber aslinya. Oleh karena itu "terpaksa" saya menggunakan referensi dari luar negeri).

Dari berbagai referensi yang telah saya telaah, secara umum dapat disimpulkan bahwa ZA (Ammonium sulfat) bukanlah senyawa toksik.

Semoga penjelasan ini bisa meluruskan kesalahpahaman yang terjadi terkait berita "heboh" itu.

Satu hal lagi yang agak memprihatinkan, industri kecil memang mungkin mengalami kesulitan "melindungi" dirinya, sementara saya yakin sekali bahwa industri-industri besar (merk-merk yang terkenal dipasaran) juga menggunakan ZA dalam proses pembuatan nata de coconya.

[-Rahmad Agus Koto-]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun