Saya bersedia adu argumen secara saintifik dengan saksi ahli dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Balai Laboratorium Kesehatan yang menyebutkan bahwa semestinya salah satu bahan nata de coco itu bukan dari pupuk, tetapi dari bahan yang memang dikhususkan untuk makanan (Kompas). Pendapat yang seolah-olah pemberian pupuk itu sebagai zat tambahan pangan yang membahayakan kesehatan yang mengkonsumsi nata tersebut.
Penjelasan ini juga sekaligus untuk membantah pernyataan Kapolres Sleman, AKBP Faried Zulkarnaen yang menyebutkan bahwa hal ini bisa dikaterogikan sebagai penyalahgunaan pupuk yang dicampurkan di bahan makanan (Tribun News).
ZA (Ammonium Sulfat) dan Kesehatan
Selain sebagai pupuk tanaman, ZA digunakan untuk memurnikan protein di dalam laboratorium, dan sebagai zat tambahan pangan. Yap... zat kimia yang ditambahkan dalam pembuatan roti (bread) untuk meningkatkan kualitas teksturnya (Bakerpedia).
US Food and Drug Administration (FDA) memasukkan ZA ke dalam daftar zat tambahan pangan aman (Generally Recognized As Safe (GRAS)) yang ditambahkan langsung ke dalam makanan, dengan catatan sesuai dengan prinsip Good Manufacturing Practice(GMP), tidak lebih dari 0,15 % untuk produk roti, 0,1% untuk produk gelatin dan puding (CFR, FDA).
Tetapi bagaimanapun, jika memang digunakan langsung sebagai bagian dari produk makanan, sebaiknya menggunakan ZA (Ammonium Sulfat) yang food grade, karena ada kemungkinan pupuk ZA yang di pasaran tidak murni.
(Saya sudah mencoba menelusuri referensi terkait ini dari BPOM RI, namun tidak saya temukan. Ada juga blog yang menyebutkan bahwa BPOM ada membuat regulasi terkait ZA ini, tetapi tidak menautkan sumber aslinya. Oleh karena itu "terpaksa" saya menggunakan referensi dari luar negeri).
Dari berbagai referensi yang telah saya telaah, secara umum dapat disimpulkan bahwa ZA (Ammonium sulfat) bukanlah senyawa toksik.
Semoga penjelasan ini bisa meluruskan kesalahpahaman yang terjadi terkait berita "heboh" itu.
Satu hal lagi yang agak memprihatinkan, industri kecil memang mungkin mengalami kesulitan "melindungi" dirinya, sementara saya yakin sekali bahwa industri-industri besar (merk-merk yang terkenal dipasaran) juga menggunakan ZA dalam proses pembuatan nata de coconya.
[-Rahmad Agus Koto-]