Mohon tunggu...
Rahmad Agus Koto
Rahmad Agus Koto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Generalist

Aku? Aku gak mau bilang aku bukan siapa siapa. Terlalu klise. Tidak besar memang, melalui niat dan usaha, aku selalu meyakini bahwa aku selalunya memberikan pengaruh yang baik bagi lingkungan sosial maupun lingkungan alam dimanapun aku berada.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Dampak, Penyebab dan Pelajaran Berharga Bagi Indonesia dari Fenomena Alga Blooming Qingdao, RRC

7 Juli 2013   07:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:54 7951
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_253319" align="aligncenter" width="512" caption="Algal Blooming di pantai Qingdao, RRC - nytimes.com"][/caption]

Beberapa hari yang lalu (4 Juli 2013), pantai kota Qingdao, Republik Rakyat Cina (RRC), "diserang" secara masif oleh populasi alga hijau. Secara biologis, fenomena ini disebut dengan Algal Blooming atau Green Tides (penamaannya berdasarkan pigmen/warna yang dihasilkan oleh Algal Blooming dan bergantung kepada jenis alga).

Alga ini menutupi permukaan pantai seluas 19.000 km persegi, dengan berat total sekitar 19.800 ton. Alga ini lebih dikenal dengan sebutan "Selada Laut" (Sea Lettuce) karena strukturnya yang lembut dan berwarna hijau.

Nama ilmiah baru alga hijau penyebab fenomena ini adalah Ulva prolifera. Sebelumnya alga ini merupakan kelompok tersendiri dengan nama Enteromorpha prolifera, kemudian berdasarkan hasil penelitian klasifikasi penamaan biologis terbaru, alga ini menjadi bagian dari Genus Ulva (penjelasan lebih detail mengenai alga hijau ini dapat dibaca di sini, bioref.lastdragon.org).

Dampak Negatif Green Tides Terhadap Ekonomi

Fenomena Green Tides ini telah terdeteksi di Qingdao pada tahun 2007 dengan area yang relatif kecil, kemudian terjadi lagi pada tahun 2008, pada saat berlangsungnya Olimpiade Beijing yang lokasinya berdekatan dengan Qingdao.

Pada saat itu pemerintah RRC mengerahkan sejumlah helikopter, kapal dan 20,000 sukarelawan untuk membersihkan pantai dari alga demi kelancaran kegiatan tersebut. Proyek pembersihan ini menghabiskan dana sebesar 30 juta dollar US.

[caption id="attachment_253321" align="aligncenter" width="486" caption="Proses Pembersihan Algal Blooming di Qingdao tahun 2008 - nwtimes.com"]

1373155433129717752
1373155433129717752
[/caption]

Sedangkan para nelayan, khususnya pembudidaya Abalone (sejenis keong laut), kerang dan timun laut (teripang) di sekitar pantai Qingdao, mengalami kerugian sebesar 100 juta dollar US, dan jumlah kerugian yang dialami jauh lebih besar akibat fenomena ini pada tahun 2009. Data ini diperoleh dari hasil penelitian sekelompok ilmuwan Chinese Academy of Fishery Sciences pada tahun 2011.

Selain itu, peristiwa ini juga mengurangi pemasukan ekonomis dari segi pariwisata pantai, meskipun di awal terjadinya fenomena ini relatif banyak juga turis yang berdatangan untuk melihat dan "menikmati" alga hijau ini, namun ketika meredanya ledakan populasi alga, pantai tersebut tidak dapat lagi dinikmati karena alga telah mengalami proses pembusukan yang menghasilkan bau busuk dan bisa membahayakan kesehatan.

Dampak Negatif Green Tides Terhadap Ekosistem Laut

Sampai saat ini belum ada parameter ilmiah yang resmi untuk menetapkan suatu peristiwa bisa disebut sebagai Green Tides atau Algal Blooming, namun umumnya alga dikatakan mengalami blooming apabila konsentrasi jumlah selnya sebesar ratusan hingga ribuan lebih sel per millimeter air. Dalam keadaan tertentu, jumlah selnya bisa mencapai jutaan per millimeter.

Ketika proses blooming ini berlangsung, sebagian alga-alga yang telah mati mengalami pembusukan yang kemudian menjadi sumber makanan bagi bakteri. Seiring waktu, bakteri ini berkembang biak dengan pesat dan berbanding lurus dengan banyaknya jumlah oksigen yang dikonsumsi oleh bakteri.

Berkurangnya jumlah oksigen yang terlarut di dalam air tersebut menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan dan perkembangbiakan ikan-ikan, serangga-serangga akuatik dan mahluk hidup lainnya di ekosistem tersebut.

Sementara itu beberapa jenis mikroorganisme lain yang terdapat di area blooming turut tumbuh dan berkembang biak. Mikroorganisme "penumpang" ini menghasilkan biotoksin yang dapat membunuh mahluk hidup lainnya. Mikroorganisme penghasil biotoksi ini diantaranya adalah dari golongan dinoflgellata dan diatom.

Permukaan laut yang dipenuhi oleh biomassa alga ini juga mengganggu kehidupan organisme dan mikroorganisme fotosintetik akuatik, karena menghambat penetrasi cahaya ke dalam laut.

Keseluruhan rangkaian peristiwa ini memberikan dampak negatif yang sangat signifikan terhadap keseimbangan ekosistem laut.

Dampak Negatif Green Tides Terhadap Kesehatan Manusia

Fenomena Green Tides ini tidak berdampak langsung bagi kesehatan manusia. Saat yang paling rawan adalah ketika meredanya proses blooming, dimana proses tersebut menghasilkan senyawa kimia yang beracun, menghasilkan bau busuk, dan adanya bakteri-bakteri penyebab penyakit (patogen).

Oleh karena itu pihak yang berwenang sebaiknya mengamankan area blooming dari aktivitas manusia, kecuali pekerja-pekerja atau sukarelawan yang telah diperlengkapi dengan peralatan safety.

[caption id="attachment_253325" align="aligncenter" width="466" caption="Citra Satelit Algal Bloom di Qingdao, 2008 - news.bbc.co.uk"]

13731562631670383816
13731562631670383816
[/caption]

Penyebab Terjadinya Fenomena Green Tides

Para ilmuwan memberikan hipotesa bahwa peristiwa di pantai Qingdao ini dipicu oleh pesatnya jumlah pembudidaya rumput laut (Porphyra) di sekitar Qingdao. Rumput laut tersebut dibudidayakan di dalam rakit yang berukuran besar, rakit itu memicu perkembangbiakan Ulva prolifera.

Ketika pembudidaya membersihkan rakit, Ulva prolifera menyebar ke perairan bebas Laut Kuning yang lebih hangat (akibat dari fenomena Global Warming) dengan sumber nutrisi yang lebih banyak, tempat yang sangat ideal untuk terjadinya blooming.

Adapun sumber utama nutrien di perairan bebas itu, berasal dari daratan yang diangkut oleh sungai atau yang langsung dibuang ke laut. Nutrien-nutrien tersebut, terutama senyawa pospat dan nitrogen, dihasilkan dari limbah pertanian, limbah industri dan domestik. Proses ini secara biologis disebut dengan Eutrofikasi, yang merupakan penyebab utama terjadinya Algal Blooming.

Pelajaran Berharga Bagi Indonesia

Negara kita sebagai negara maritim cukup rentan mengalami terjadinya algal blooming yang merugikan secara ekonomi dan mengganggu keseimbangan ekosistem.

Dari peristiwa algal blooming yang terjadi di Qingdao dan di tempat-tempat yang lain, pihak-pihak yang berwenang terutama pemerintah dapat menelaahnya dengan serius, sehingga diperoleh cara-cara yang efektif dan efisien untuk mencegah terjadinya peristiwa itu di wilayah Indonesia.

Misalnya mencegah terjadinya eutrofikasi melalui pengawasan yang ketat terhadap proses pengolahan limbah industri dan pertanian, membatasi perkembangan tambak-tambak budidaya rumput laut, ikan dan sebagainya.

Semoga bermanfaat,

Salam Hangat Sahabat kompasianers...

Sumber: Science Daily, Nature World News, New York Times, BBC *****

Penulis adalah pemerhati Biologi Lingkungan yang saat ini bekerja sebagai Manajer R&D dan Kepala Laboratorium Mikrobiologi di Hamsa Multisains Indonesia. Perusahaan yang bergerak di bidang analisis dan pengolahan air, limbah industri dan domestik.

[Page Facebook: Hamsa Multisains Indonesia]

*****

Artikel Terkait

Dilema Manusia Menyangkut Isu Pemanasan Global

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun