Mohon tunggu...
Rahmad Agus Koto
Rahmad Agus Koto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Generalist

Aku? Aku gak mau bilang aku bukan siapa siapa. Terlalu klise. Tidak besar memang, melalui niat dan usaha, aku selalu meyakini bahwa aku selalunya memberikan pengaruh yang baik bagi lingkungan sosial maupun lingkungan alam dimanapun aku berada.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Dampak, Penyebab dan Pelajaran Berharga Bagi Indonesia dari Fenomena Alga Blooming Qingdao, RRC

7 Juli 2013   07:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:54 7951
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penyebab Terjadinya Fenomena Green Tides

Para ilmuwan memberikan hipotesa bahwa peristiwa di pantai Qingdao ini dipicu oleh pesatnya jumlah pembudidaya rumput laut (Porphyra) di sekitar Qingdao. Rumput laut tersebut dibudidayakan di dalam rakit yang berukuran besar, rakit itu memicu perkembangbiakan Ulva prolifera.

Ketika pembudidaya membersihkan rakit, Ulva prolifera menyebar ke perairan bebas Laut Kuning yang lebih hangat (akibat dari fenomena Global Warming) dengan sumber nutrisi yang lebih banyak, tempat yang sangat ideal untuk terjadinya blooming.

Adapun sumber utama nutrien di perairan bebas itu, berasal dari daratan yang diangkut oleh sungai atau yang langsung dibuang ke laut. Nutrien-nutrien tersebut, terutama senyawa pospat dan nitrogen, dihasilkan dari limbah pertanian, limbah industri dan domestik. Proses ini secara biologis disebut dengan Eutrofikasi, yang merupakan penyebab utama terjadinya Algal Blooming.

Pelajaran Berharga Bagi Indonesia

Negara kita sebagai negara maritim cukup rentan mengalami terjadinya algal blooming yang merugikan secara ekonomi dan mengganggu keseimbangan ekosistem.

Dari peristiwa algal blooming yang terjadi di Qingdao dan di tempat-tempat yang lain, pihak-pihak yang berwenang terutama pemerintah dapat menelaahnya dengan serius, sehingga diperoleh cara-cara yang efektif dan efisien untuk mencegah terjadinya peristiwa itu di wilayah Indonesia.

Misalnya mencegah terjadinya eutrofikasi melalui pengawasan yang ketat terhadap proses pengolahan limbah industri dan pertanian, membatasi perkembangan tambak-tambak budidaya rumput laut, ikan dan sebagainya.

Semoga bermanfaat,

Salam Hangat Sahabat kompasianers...

Sumber: Science Daily, Nature World News, New York Times, BBC *****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun