Mohon tunggu...
Rahmad Agus Koto
Rahmad Agus Koto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Generalist

Aku? Aku gak mau bilang aku bukan siapa siapa. Terlalu klise. Tidak besar memang, melalui niat dan usaha, aku selalu meyakini bahwa aku selalunya memberikan pengaruh yang baik bagi lingkungan sosial maupun lingkungan alam dimanapun aku berada.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gaya Hidup Tidak Sehat Anak-Anak Terutama Bersumber dari Makanan dan Minuman Modern

16 Juli 2012   12:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:54 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nyaris seluruh makanan dan minuman modern yang kita konsumsi sehari-hari mengandung zat-zat kimia sintetis/buatan, sebagai pengawet, pewarna, pemutih, perasa, penguat rasa, pemanis, antioksidan, emulsifier dan sebagai stabilizer (Victoria Emerton and Eugenia Choi, 2008, "Essential Guide to Food Additive").

Sebagian diantaranya terbukti  berbahaya bagi kesehatan apabila dikonsumsi dalam jumlah yang melampaui batas aman, misalnya pemanis buatan aspartam dan sakarin sebagai pemicu kanker (karsinogenik), Monosodium Glutamat (MSG) dapat menyebabkan sakit kepala dan mual, Asam Benzoat (Na-, K-, Ca-Benzoat) dapat mengganggu sistem pencernaan (Altmed Angel)

Banyak sekali penelitian-penelitian yang membuktikan hal ini, sebagian diantaranya adalah Raw Food Explained dan Sweet Poison, sedangkan sumber-sumber lainnya bisa dilihat di sini.

Profit bisnis adalah alasan utama produsen makanan dan minuman menambahkan zat-zat kimia sintetsis tersebut ke dalam produk mereka, untuk memperpanjang masa kadaluarsa, meningkatkan daya tarik dan menurunkan biaya produksi.

Anak-Anak adalah Korban yang Paling Rentan

Ok lah produsen makanan minuman tersebut mengikuti peraturan yang ditetapkan pemerintah melalui lembaga kesehatan dan pengawas makanan, namun secara umum tidak ada aturan yang tegas atau petunjuk dari produsen mengenai batasan maksimum dalam mengkonsumsi produk mereka. Seakan-akan mereka mengatakan bahwa hal itu adalah urusan konsumennya atau menyerahkan hal tersebut kepada pengawasan orangtua untuk produk yang ditargetkan buat anak-anak.

Maksud saya begini, sebagai contoh, seorang anak-anak yang memiliki pola makan (termasuk jajanan) dari pagi hingga malam hari, dengan asumsi semua yang dikonsumsinya tersebut adalah produk industri yang mengandung zat tambahan makanan dan minuman:


Pagi hari: mengkonsumsi roti, selai, dan jus atau  bubur ayam dengan jus, atau produk susu dengan nasi goreng.

Siang hari: mengkonsumsi makan siang dengan saus tomat dan saus cabe, jajanan seperti sosis, manisan, es krim, atau makanan dan minuman ringan lainnya.

Sore hari: mengkonsumsi jajanan misalnya permen karet, minuman ringan, dan kerupuk

Malam hari: mengkonsumsi makan malam yang mengandung MSG, bumbu-bumbu komersil

Nah, dapat anda bayangkan bagaimana zat-zat kimia sintetis tersebut berakumulasi di dalam tubuh anak tersebut dalam sehari, dan bagaimana pula apabila dilakukannya setiap hari.

Zat-zat kimia sintetis tersebut bersifat bioakumulatif, dari contoh di atas jumlah total zat kimia sintetis yang dikonsumsinya telah melampau ambang batas aman, dan yang paling mengkhawatirkan adalah efeknya tidak terlihat dalam seminggu, atau bahkan berbulan-bulan, hingga akhirnya anak tersebut menjadi korban makanan dan minuman modern.

Dalam jangka pendek, efek yang terlihat adalah nafsu makannya yang berkurang, yang merentet kepada mudahnya terkena penyakit, dan secara keseluruhan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan si anak.

Saya bukanlah anti kehidupan modern, namun permasalahan ini memang seperti lingkaran setan, rasanya mustahil kita bisa menghindari gaya hidup modern, belum lagi pengaruh polusi lingkungan, polusi suara dan polusi radiasi dari alat-alat elektronik (gadget).

Oleh karena itu sangat penting memperhatikan gaya hidup pola makan dan minum kita sehari-hari, khususnya anak-anak, menghindari sebisa mungkin mengkonsumsi produk-produk industrial yang mengandung zat kimia buatan.

Apalagi bulan Ramadhan pun semakin dekat, dimana jumlah makanan dan minuman pun semakin berlimpah.

Semoga bermanfaat,

Salam Hangat Sahabat Kompasianers

Catatan Pribadi: Tulisan ini terinspirasi dari jajanan anak-anak saya, Aisyah 'Aqyla (4,5) dan Abdurrahman Ahmad Al Faqih (3,5), dan saya dedikasikan untuk seluruh anak-anak di dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun