Malam hari: mengkonsumsi makan malam yang mengandung MSG, bumbu-bumbu komersil
Nah, dapat anda bayangkan bagaimana zat-zat kimia sintetis tersebut berakumulasi di dalam tubuh anak tersebut dalam sehari, dan bagaimana pula apabila dilakukannya setiap hari.
Zat-zat kimia sintetis tersebut bersifat bioakumulatif, dari contoh di atas jumlah total zat kimia sintetis yang dikonsumsinya telah melampau ambang batas aman, dan yang paling mengkhawatirkan adalah efeknya tidak terlihat dalam seminggu, atau bahkan berbulan-bulan, hingga akhirnya anak tersebut menjadi korban makanan dan minuman modern.
Dalam jangka pendek, efek yang terlihat adalah nafsu makannya yang berkurang, yang merentet kepada mudahnya terkena penyakit, dan secara keseluruhan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan si anak.
Saya bukanlah anti kehidupan modern, namun permasalahan ini memang seperti lingkaran setan, rasanya mustahil kita bisa menghindari gaya hidup modern, belum lagi pengaruh polusi lingkungan, polusi suara dan polusi radiasi dari alat-alat elektronik (gadget).
Oleh karena itu sangat penting memperhatikan gaya hidup pola makan dan minum kita sehari-hari, khususnya anak-anak, menghindari sebisa mungkin mengkonsumsi produk-produk industrial yang mengandung zat kimia buatan.
Apalagi bulan Ramadhan pun semakin dekat, dimana jumlah makanan dan minuman pun semakin berlimpah.
Semoga bermanfaat,
Salam Hangat Sahabat Kompasianers
Catatan Pribadi: Tulisan ini terinspirasi dari jajanan anak-anak saya, Aisyah 'Aqyla (4,5) dan Abdurrahman Ahmad Al Faqih (3,5), dan saya dedikasikan untuk seluruh anak-anak di dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H