"Apakah akan menjadi masalah jika skenario yang diajukan evolusionis benar-benar telah terjadi? Sedikit pun tidak, karena setiap tahapan yang diajukan teori evolusioner dan berdasarkan konsep kebetulan, hanya dapat terjadi karena suatu keajaiban. Bahkan jika kehidupan benar-benar muncul secara berangsur-angsur melalui tahapan-tahapan demikian, masing-masing tahap hanya dapat dimunculkan oleh suatu keinginan sadar. Kejadian kebetulan bukan hanya tidak masuk akal, melainkan juga mustahil."
"Jika dikatakan bahwa sebuah molekul protein telah terbentuk pada kondisi atmosfir primitif, harus diingat bahwa hukum-hukum probabilitas, biologi dan kimia telah menunjukkan bahwa hal itu tidak mungkin terjadi secara kebetulan. Namun jika kita terpaksa menerima bahwa hal tersebut memang terjadi, maka tidak ada pilihan lain kecuali mengakui bahwa keberadaannya karena kehendak Sang Pencipta."
Ironis bukan? bukunya dipenuhi dengan penolakan-penolakan namun di akhir tulisannya dalam kesimpulan Harun Yahya menyiratkan bahwa Biologi Evolusi bisa saja terjadi.
Penulis sangat menyayangkan bahwa Harun Yahya semakin membuat polemik ini semakin ruwet dan telah membuat banyak masyarakat semakin berprasangka dan menolak Biologi Evolusi tanpa dasar. Penulis juga sering menemui kalangan penentang Biologi Evolusi di berbagai media, namun argumen-argumen mereka memperlihatkan ketidakpahaman mereka mengenai yang ditentangnya. Sungguh sangat disayangkan.
Biologi Evolusi merupakan topik yang cukup pelik, butuh keseriusan untuk memahaminya. Penulis sangat menyarankan kepada para pembaca, khususnya yang belum memahami atau mempelajari dasar-dasar Biologi Evolusi, untuk bersifat netral dan tidak menerima suatu pendapat tanpa dasar ilmiah yang kuat.
Hingga saat ini Biologi Evolusi masih berdiri tegak di panggung saintifik, belum tergoyahkan. Belum ada satu pun teori alternatif yang dapat menjelaskan terjadinya mekanisme biodiversitas.
Salam Hangat Sahabat Kompasianers
Artikel Terkait: Biologi Evolusi: Pengantar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H