Mohon tunggu...
Rahmad Agus Koto
Rahmad Agus Koto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Generalist

Aku? Aku gak mau bilang aku bukan siapa siapa. Terlalu klise. Tidak besar memang, melalui niat dan usaha, aku selalu meyakini bahwa aku selalunya memberikan pengaruh yang baik bagi lingkungan sosial maupun lingkungan alam dimanapun aku berada.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengapa Biologi Evolusi Menimbulkan Polemik?

27 Juni 2012   19:34 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:28 1317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Transformisme adalah ide dasar atau cikal bakal munculnya teori Biologi Evolusi, merupakan konsep kuno yang telah ada semenjak 400 tahun sebelum masehi. Pada saat itu pembahasan mengenai biodiversitas (keanekargaman hayati) dan asal usul mahluk hidup menjadi topik hangat di antara kalangan pemikir yunani kuno di masa itu (Standford).

Pada masa itu pendekatan yang banyak dilakukan untuk memahami kedua hal tersebut adalah pendekatan filsafat dan mistisme, hingga masa Charles Robert Darwin (1809–1882) yang mencoba menjelaskannya melalui pendekatan ilmiah.

Polemik mengenai Biologi Evolusi muncul semenjak Darwin mempublikasikan hasil penelitiannya dalam bukunya "On The Origin of Species." Dalam buku tersebut Darwin menyimpulkan bahwa seluruh mahluk hidup berasal dari leluhur yang sama (Unity of Descent) dan Seleksi Alam (Natural Selection) adalah mekanisme yang menyebabkan terjadinya biodiversitas.

Buku ini merupakan buku yang bersifat revolusioner karena buku ini adalah buku yang pertama  menjelaskan biodiversitas secara ilmiah dan menjadi dasar Biologi Evolusi Modern.

Kalangan ilmuwan pada masa itu sangat menentang ide yang dikemukakan oleh Darwin, khususnya tokoh-tokoh agama Kristen yang menganggap idenya tersebut sangat bertentangan dengan ajaran Kristen.

Polemik tersebut makin lama makin ruwet karena masyarakat umum menganggap ide Darwin sebagai pembenaran terhadap ateisme dan rasialisme. Kalangan penolak menganggap bahwa hasil pemikiran Darwin yaitu Seleksi Alam yang telah menginspirasi Hitler dan tokoh-tokoh rasialis lainnya dalam melakukan aksi-aksi rasialisnya.

Seleksi Alam seringkali disalahpahami oleh masyarakat umum, yang mengartikannya sebagai siapa kuat dia menang, hanya yang kuatlah yang bisa bertahan hidup, ras lemah akan lenyap dan sejenisnya. Padahal pengertian Seleksi Alam tidaklah sesederhana itu.

Ilmu Biologi Evolusi sama saja dengan ilmu lain, sejenis alat, bisa digunakan untuk kesejahteraan manusia dan bisa juga digunakan untuk keburukan.

Harun Yahya adalah salah satu tokoh Islam yang sangat menentang teori Biologi Evolusi. Dalam bukunya "Keruntuhan Teori Evolusi" Harun Yahya menyatakan bahwa Darwin adalah naturalis amatir dan menyatakan bahwa ide Darwin adalah hayalan dan tidak  ilmiah (Harun Yahya).

Penulis telah membaca keseluruhan isi buku tersebut, dan menyimpulkan bahwa buku Harun Yahya tersebut tidak objektif dalam menilai teori Biologi Evolusi Darwin. Dan hal yang membuat buku Harun Yahya ini runtuh dengan sendirinya adalah kutipan berikut dari Bab Kesimpulan:


"Apakah akan menjadi masalah jika skenario yang diajukan evolusionis benar-benar telah terjadi? Sedikit pun tidak, karena setiap tahapan yang diajukan teori evolusioner dan berdasarkan konsep kebetulan, hanya dapat terjadi karena suatu keajaiban. Bahkan jika kehidupan benar-benar muncul secara berangsur-angsur melalui tahapan-tahapan demikian, masing-masing tahap hanya dapat dimunculkan oleh suatu keinginan sadar. Kejadian kebetulan bukan hanya tidak masuk akal, melainkan juga mustahil."

"Jika dikatakan bahwa sebuah molekul protein telah terbentuk pada kondisi atmosfir primitif, harus diingat bahwa hukum-hukum probabilitas, biologi dan kimia telah menunjukkan bahwa hal itu tidak mungkin terjadi secara kebetulan. Namun jika kita terpaksa menerima bahwa hal tersebut memang terjadi, maka tidak ada pilihan lain kecuali mengakui bahwa keberadaannya karena kehendak Sang Pencipta."

Ironis bukan? bukunya dipenuhi dengan penolakan-penolakan namun di akhir tulisannya dalam kesimpulan Harun Yahya menyiratkan bahwa Biologi Evolusi bisa saja terjadi.

Penulis sangat menyayangkan bahwa Harun Yahya semakin membuat polemik ini semakin ruwet dan telah membuat banyak masyarakat semakin berprasangka dan menolak Biologi Evolusi tanpa dasar. Penulis juga sering menemui kalangan penentang Biologi Evolusi di berbagai media, namun argumen-argumen mereka memperlihatkan ketidakpahaman mereka  mengenai yang ditentangnya. Sungguh sangat disayangkan.

Biologi Evolusi merupakan topik yang cukup pelik, butuh keseriusan untuk memahaminya. Penulis sangat menyarankan kepada para pembaca, khususnya yang belum memahami atau mempelajari dasar-dasar Biologi Evolusi, untuk bersifat netral dan tidak menerima suatu pendapat tanpa dasar ilmiah yang kuat.

Hingga saat ini Biologi Evolusi masih berdiri tegak di panggung saintifik, belum tergoyahkan. Belum ada satu pun teori alternatif yang dapat menjelaskan terjadinya mekanisme biodiversitas.

Salam Hangat Sahabat Kompasianers

Artikel Terkait: Biologi Evolusi: Pengantar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun