Mohon tunggu...
Rahmad Agus Koto
Rahmad Agus Koto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Generalist

Aku? Aku gak mau bilang aku bukan siapa siapa. Terlalu klise. Tidak besar memang, melalui niat dan usaha, aku selalu meyakini bahwa aku selalunya memberikan pengaruh yang baik bagi lingkungan sosial maupun lingkungan alam dimanapun aku berada.

Selanjutnya

Tutup

Money

Hati-Hati Terhadap Godaan Entrepreneurship

4 Juni 2012   19:41 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:24 3191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Kira-kira empat tahun yang lalu saya mengundurkan diri dari perusahaan farmasi asing (satu setengah tahun lamanya saya sempat bekerja di perusahaan tersebut). Termotivasi oleh kesediaan seseorang  untuk memberikan modal dalam bisnis produksi jamur tiram yang saya tawarkan.

 

Satu setengah tahun kemudian, setelah menghasilkan satu ton jamur tiram, usaha tersebut terpaksa berhenti karena adanya konflik manajemen antara saya dengan pemodal, bukan karena produk jamur tiramnya yang tidak laku dipasaran. Buktinya, teman yang sempat bekerja dengan saya selama 3 bulan, melanjutkan bisnis jamur tiram tersebut dan hingga sekarang (kira-kira lima tahun kemudian) usahanya masih berjalan dengan baik.

Banyak sekali hikmah yang saya peroleh dari kegagalan tersebut diantaranya adalah perlunya perjanjian yang jelas, deskripsi tanggungjawab dan hak masing-masing pihak, tertulis secara detail dalam kertas perjanjian yang diakui oleh hukum. Meskipun rekan bisnis kita adalah teman dekat atau bahkan keluarga kandung. Hal ini penting dilakukan untuk menjaga sifat profesional.

 


Wuihh cukup lama juga saya "luntang-lantung", depresi, karena pukulan telak kegagalan pertama tersebut, hampir dua tahun lamanya. Hingga akhirnya berkat dorongan keluarga, teman-teman, dan terutama dari diri sendiri, saya bangkit untuk berusaha kembali. Pada suatu hari istri saya menyarankan untuk memulai bisnis produksi nata de coco, mungkin dia teringat waktu saya pernah membuat nata de coco untuk "bisnis iseng" di bulan ramadhan.

 

 

Saya pun mulai mempelajari, mendalami kembali cara memproduksi nata de coco. Oh ya, sebagian besar pengetahuan saya mengenai produksi jamur makanan, nata de coco, asam cuka (vinegar), asam sitrat, alkohol dan banyak lagi, berasal dari saat kuliah di Departemen Biologi FMIPA Universitas Sumatera Utara. Selain itu saya mempelajari dengan tekun, buku-buku bisnis, profil-profil entrepreneur sukses, memahami penyebab kegagalan bisnis dan sebagainya.

 

Sayapun menyiapkan proposal bisnis, berisi aspek-aspek bisnis seperti gambaran usaha, dan analisis profit usaha. Dua bulan pertama pencarian rekan bisnis, saya bertemu dengan seseorang dan menerima tawarannya sebagai konsultan produksi nata de coco selama tiga bulan. Setelah kontrak selesai kira-kira satu bulan kemudian saya menemukan teman yang bersedia menjalankan bisnis ini dengan sistim bagi hasil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun