Mohon tunggu...
Lohmenz Neinjelen
Lohmenz Neinjelen Mohon Tunggu... Buruh - Bola Itu Bundar, Bukan Peang
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

https://gonjreng.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

SBY Licik, Tudingan yang Tajam dan Menusuk

10 Mei 2019   11:54 Diperbarui: 11 Mei 2019   04:05 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
bogor.tribunnews.com.

SBY licik, sebuah tudingan yang tajam dan menusuk terhadap mantan presiden ke 6 yang pernah selama dua periode memimpin negara ini.

SBY pun sebelumnya pernah dituding sebagai presiden yang tidak melakukan apa-apa saat menjabat presiden selama dua periode tadi, dan hal ini sudah dibantah beberapa kali oleh Partai Demokrat.

Tudingan SBY licik ini dilontarkan oleh Kivlan Zen yang mengaku pernah menjadi atasan SBY dan ikut mendidiknya semasa masih aktif di militer.

Kivlan Zen pun menilai, manuver politik Partai Demokrat yang menyerang Prabowo-Sandi belakangan ini menunjukkan tidak jelas "jenis kelamin" parpol tersebut.

Frasa setan gundul yang dilontarkan oleh Andi Arief kemarin dikatakannya politikus Partai Demokrat itu yang sebenarnya setan.

Masih menurut Kivlan Zen, ada persaingan antara SBY dan Prabowo. Ketua Umum Partai Demokrat itu tidak menginginkan Prabowo menjadi presiden. SBY ingin hanya dirinya purnawirawan jenderal yang pernah menjabat presiden.

"Saya tahu sifatnya mereka ini saling bersaing antara Prabowo dan SBY. Dia tak ingin ada jenderal lain yang jadi presiden, dia ingin dirinya sendiri dan dia orangnya licik. Sampaikan saja bahwa SBY licik. Dia junior saya, saya yang mendidik dia, saya tahu dia orangnya licik, dia mendukung 01 waktu menang di tahun 2014," katanya di sini.

Tudingan SBY licik ini mengingatkan publik pada kejadian belasan tahun silam yang menyebabkan hubungan SBY dan Megawati tidak harmonis hingga saat ini.

SBY waktu itu masih seorang menteri saat Megawati menjabat presiden, diam-diam mendirikan Partai Demokrat yang menjadi kendaraan politiknya.

SBY pun menjadi capres sekaligus lawan Megawati pada Pilpres 2004. Cerita selanjutnya SBY menang dan menjabat presiden serta kembali menang pada Pilpres 2009, presiden untuk masa dua periode seperti sudah disebutkan di atas tadi.

Megawati merasa ditikam dari belakang oleh anak buahnya sendiri. Publik pun teringat kisah Brutus dan Julius Caesar.

Tapi di sisi lain ada juga sebagian pihak yang terkesan membela SBY, dan mengatakan hal yang biasa tikam menikam dari belakang dalam dunia politik itu.

Jadi sebenarnya bukan sesuatu yang baru dan wah  jika ada tudingan licik dari politikus yang satu terhadap politikus lainnya.

Begitu juga dengan tudingan SBY licik yang dilontarkan oleh Kivlan Zen tadi, tapi setidak-tidaknya membuat nama Kivlan Zen menghiasi berita berbagai media belakangan ini.

Jurus politik caper (cari perhatian) pun bukan sesuatu yang baru dan wah dalam dunia politik, terutama bagi pihak yang posisinya sudah tersudut.


Pendukung Prabowo Dijadikan Tersangka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun