Liverpool kelabu pada leg pertama, pada leg kedua begitu ceria. Barcelona pun dibantai dengan skor akhir 4-0 atau lebih. Hua-ha-ha-ha! Siapa yang tertawa itu? Tidak ada yang lucu kok tertawa.Â
Demikianlah antara lain pernyataan optimisme sebagian pihak yang berharap ada keajaiban pada pertandingan Liverpool vs Barcelona. Tidak ada salahnya berharap seperti itu, bukan? Bukan! Siapa yang mengatakan itu? Kurang ajar, mematahkan semangat orang saja. Tidak senang melihat orang lain berharap.
Menurut Jose Mourinho, sulit bagi Liverpool lolos ke babak berikutnya, kecuali pada leg pertama Liverpool hanya kalah 0-2 atau 1-3, sementara Jurgen Klop mengatakan Liverpool belum menyerah, dan berharap Anfield akan bergetar dengan gol pertama yang diciptakan oleh anak-anak asuhnya.Â
Tapi di sisi lain mungkin saja pada leg kedua Liverpool vs Barcelona merupakan sebuah antiklimaks. Liverpool sebenarnya bermain bagus di Camp Nou, dan menguasai pertandingan di babak kedua, tapi sayang gol penyama kedudukan menjadi imbang 1-1 itu tak kunjung datang jua, dan Liverpool kalah 0-3.
Nah, dikhawatirkan Liverpool antiklimaks pada leg kedua, atau tidak seperti leg pertama penampilannya, tapi skor akhirnya justru lebih bagus dari leg pertama.
Salam bola itu bundar, bukan peang.
***
Krisdayanti dan Menghitung Hari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H