Prabowo dan Gatot Nurmantyo bertemu kemarin.
Juru bicara BPN Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan pertemuan antara Prabowo dan Gatot tadi membahas perkembangan pencoblosan, juga membicarakan langkah strategis yang akan dilakukan pasca-pemungutan suara.
Mungkin saja ada sebagian pihak yang mengatakan bodo amatlah dengan pertemuan antara Prabowo dan Gatot Nurmantyo tadi. Ora urus, mau bahas perkembangan pencoblosan kek, ingin membicarakan langkah strategis pasca pemungutan suara kek, ada saran dari Gatot kepada Prabowo kek, bodo amat.
Ini negara bebas kok. Boleh saja Prabowo dan Gatot Nurmantyo bertemu, kemudian membahas masalah ini dan itu, demikian juga boleh saja kalau ada sebagian pihak yang mengatakan bodo amat dengan adanya pertemuan itu.
Tapi entah lucu atau tidak, ada pernyataan Dahnil seperti ini:
“Iya banyak hal yang dibicarakan apa langkah strategis yang perlu dilakukan oleh Pak Prabowo terkait dengan ada fenomena atau fakta TSMB. Bagi kami, kecurangan hari ini TSMB, terstruktur, sistematik, masif, dan brutal. Jadi ini brutal sekali dan kita tentu sedang fokus di situ,” katanya di sini.
Mungkin saja ada sebagian pihak yang tertawa. Mengapa? Karena sebagian besar isi berita tentang pertemuan Prabowo dan Gatot Nurmantyo itu mengutip pernyataan kubu Prabowo dengan tudingan yang cenderung omdo (omong doang).
Masih ada lagi ocehan Dahnil lainnya, yaitu Pemilu 2019 merupakan yang terburuk sepanjang reformasi dan akan mengurangi legitimasi. Ia pun mengklaim sejumlah pihak telah menyarankan, antara lain saran itu membentuk tim pencari fakta kecurangan.
Sejumlah pihak yang mana? Tidak ada pihak yang disebut Dahnil dalam berita itu. Jangan-jangan sejumlah pihak tadi berasal dari kubunya sendiri atau pendukung Prabowo? Wajar saja jika ada yang bertanya seperti itu.
Ada-ada saja tudingan kecurangan terstruktur, sistematik, masif, dan brutal di Pemilu 2019 yang berasal dari kubu Prabowo ini. Padahal masalahnya sederhana saja, tapi seperti sengaja dibuat jadi ribet dan cenderung omdo.
Buktinya mana? Serahkan saja bukti tudingannya tadi kepada Bawaslu biar jelas semuanya. Hal ini pun sudah dikatakan oleh Komisioner KPU Wahyu Setiawan di sini.
Jadi teringat sindiran lama “nenek-nenek juga bisa”.
Begitupun kalau cuma omdo, atau sekadar koar-koar di media, bukankah kalau hanya seperti itu saja nenek-nenek juga bisa?
Pendukung Prabowo Sebarkan Hoax dan Ditangkap
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H