Kabar Sedih Datang dari Filipina, Oh Mamamia!
Ya, sekarang sudah terbukti Timnas Indonesia tersingkir dari Piala AFF 2018. Apa yang harus dilakukan sekarang? Masih bicara tentang kompetisi yang baik, pembinaan pemain usia muda dan seterusnya untuk perbaikan Timnas Indonesia?
Atau masih saja mengumbar "kata-kata bijak tralala trilili" setiap Timnas gagal, contohnya seperti di bawah ini?
- Pemain Timnas Indonesia sudah berjuang sekuat tenaga, tapi harus diakui lawan jauh lebih baik.Â
- Timnas sebenarnya tidak kalah, jika beberapa peluang emas yang didapat bisa dimaksimalkan menjadi gol, tapi sayang penyelesaian akhirnya buruk, makanya kalah, kasihan Timnas Indonesia.
- Masih ada hari esok yang gilang gemilang mengingat usia mereka masih muda. Janganlah terlalu dikritik atau dikecam, kasihan Timnas Indonesia.
- Para pemain sudah berjuang mati-matian demi merah putih, hargailah, meskipun kalah.
- Kekalahan adalah kemenangan yang tertunda.
Entahlah, tapi berdasarkan pengalaman sepertinya masih seperti itu.
Sekarang kecaman datang bertubi-tubi setelah Timnas Indonesia tersingkir dari Piala AFF 2018.Â
PSSI, pelatih, pemain semua mendapat kecaman. Tiba-tiba saran bagaimana dunia sepak bola tanah air bisa berkembang dan maju kembali bermunculan, tapi seperti biasa, berdasarkan pengalaman, akan hilang dengan sendirinya ditiup angin lalu.
Memang kalau bicara tentang Timnas Indonesia itu ibarat sebuah lagu lama yang berjudul "Benci tapi Rindu".
Sakitnya hati ini
Namun aku rindu
Bencinya hati ini
Tapi aku rinduuu...
Salam bola itu bundar, bukan peang.