Layak, kata sebagian pihak yang percaya, dengan alasan keajaiban bisa datang kapan saja, dan tidak pilih-pilih, apakah penampilan tim itu baik atau buruk.
Sedangkan sebagian pihak yang tidak percaya cenderung sinis saja. Namun baik yang percaya dan sinis tadi tetap gembira bersama jika Timnas akhirnya lolos dari lubang jarum.
Begitu juga sebaliknya, kedua pihak tadi pun sedih bersama jika pada kenyataan nanti Timnas Indonesia layu sebelum berkembang, atau gugur di fase grup.
Mungkin saja mereka pun secara bersama-sama akan menyanyikan lagu yang pernah dipopulerkan oleh Tetty Kadi tadi.
hatiku hancur mengenang dikau
berkeping-keping jadinya
kini air mata jatuh bercucuran
tiada lagi harapan
malam bagai siaaang...
siang bagai malam...
malam bagai siang, siang bagai malaaaaam...
Diulangi dan diulangi terus. Hal ini mengingat kegagalan Timnas Indonesia yang juga terus berulang-ulang.
Salam bola itu bundar, bukan peang.
***