Hatiku hancur mengenang dikau, adalah lirik pertama dari tembang lawas yang berjudul "Layu Sebelum Berkembang" ciptaan A. Riyanto yang pernah dipopulerkan oleh Tetty Kadi.
hatiku hancur mengenang dikau
berkeping-keping jadinya
kini air mata jatuh bercucuran
tiada lagi harapan
Timnas Indonesia di Piala AFF 2018 pun boleh dibilang "tiada lagi harapan" untuk lolos dari Grup B atau melangkah ke babak semi final. Layu sebelum berkembang, gugur di fase grup secara mengenaskan.
Tiga dari empat pertandingan yang direncanakan sudah dijalankan oleh Timnas Indonesia, dan hasilnya hanya sekali menang melawan Timor Leste dan dua kali menelan kekalahan saat menghadapi Singapura dan Thailand.
Pertandingan keempat melawan Filipina di Stadion Utama Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta pada 25/11/2018 tidak menyimpan harapan lagi untuk bisa lolos ke babak selanjutnya karena Filipina mampu menahan imbang Thailand pada pertandingan esok (Rabu, 21/11/2018) seperti sudah diprediksi di sini.
Sila baca: Kabar Sedih Datang dari Filipina.
Timnas Indonesia tersingkir di fase grup, saudara-saudara!
Entah berapa banyak penggemar sepak bola di tanah air yang hancur berkeping-keping hatinya. Tak percaya, tapi nyata.
Sebelumnya tidak sedikit pendukung Timnas yang mengutak-atik kemungkinan Timnas Indonesia bisa lolos dan melangkah ke babak selanjutnya. Beginilah, begitulah, dan masih saja ada kesan optimisme dalam kalkulasinya tadi bahwa Timnas akan lolos jua.
Timnas Indonesia memang masih bisa lolos dari Grup B, tapi butuh keajaiban. Kalau sudah bicara yang berkait dengan keajaiban atau seperti itu, untuk apa lagi hitung-hitungan tadi? Bisa somplak otak ini lama-lama jika keseringan melakukan hal semacam itu.
Apakah Timnas Indonesia layak untuk mendapat keajaiban tadi setelah menjalankan tiga pertandingan?
Layak, kata sebagian pihak yang percaya, dengan alasan keajaiban bisa datang kapan saja, dan tidak pilih-pilih, apakah penampilan tim itu baik atau buruk.
Sedangkan sebagian pihak yang tidak percaya cenderung sinis saja. Namun baik yang percaya dan sinis tadi tetap gembira bersama jika Timnas akhirnya lolos dari lubang jarum.
Begitu juga sebaliknya, kedua pihak tadi pun sedih bersama jika pada kenyataan nanti Timnas Indonesia layu sebelum berkembang, atau gugur di fase grup.
Mungkin saja mereka pun secara bersama-sama akan menyanyikan lagu yang pernah dipopulerkan oleh Tetty Kadi tadi.
hatiku hancur mengenang dikau
berkeping-keping jadinya
kini air mata jatuh bercucuran
tiada lagi harapan
malam bagai siaaang...
siang bagai malam...
malam bagai siang, siang bagai malaaaaam...
Diulangi dan diulangi terus. Hal ini mengingat kegagalan Timnas Indonesia yang juga terus berulang-ulang.
Salam bola itu bundar, bukan peang.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H