Menurut Fadli Zon, pemerintah sangat lemah. Pernyataannya ini berkait dengan penanganan gempa di Sulawesi Tengah yang belakangan ini menyita perhatian masyarakat baik dari dalam maupun luar negeri.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump pun ikut menyatakan keprihatinannya.Â
Supaya tidak ada salah pengertian, keprihatinan Donald Trump tadi dilontarkannya menanggapi bencana gempa yang terjadi di Sulawesi Tengah, bukan prihatin atas penanganan bencana tersebut karena pemerintah sangat lemah seperti dikatakan oleh Fadli Zon di atas tadi.
Mengapa dan apa alasannya Fadli Zon mengatakan pemerintah sangat lemah?
Bermula dari cuitan Sudirman Said. Mungkin saja ada sebagian pihak yang mengatakan Sudirman Said "sok pintar, sok cerdas, sok cihui banget deh lo", dan seterusnya.Â
"Lima Prinsip Manajemen Krisis: 1) perjelas siapa yang memimpin, 2) tunjuk juru bicara tunggal, jangan bersahutan, 3) jujur, jangan sembunyikan apapun, 4) terbuka pada setiap masukan dan uluran tangan, 5) kordinasi adalah kerendahan hati," tulis Sudirman Said di akun Twitternya, Selasa (2/10/2018) seperti dikutip dari tribunnews.com.
Fadli Zon pun membalas cuitan tersebut: "Dlm complex emergencies yg diperlukan adalah kepemimpinan (leadership) serta law n order. Di tahap ini pemerintah sangat lemah."
Jika pernyataan Fadli Zon ini benar, maka kredibilitas pemerintah pun turun, sekaligus menjatuhkan pamor seorang Jokowi, salah satu capres pada Pilpres 2019 selain Prabowo Subianto.Â
Publik pun tahu, Prabowo adalah junjungan Fadli Zon atau Ketua Umum Partai Gerindra. Selama ini menurut hasil survei dari beberapa lembaga survei yang ada, elektabilitas Jokowi masih unggul jauh dibanding Prabowo, tapi tidak tertutup kemungkinan elektabilitas Prabowo akan naik dan menyusul, menyamakan bahkan mengalahkan elektabilitas Jokowi sekaligus terpilih sebagai Presiden RI ke 8.Â
Kemungkinan itu bisa terjadi, karena menurut Fadli Zon pemerintah sangat lemah.
Fadli Zon pun tentu sangat senang jika Prabowo yang memenangkan Pilpres 2019 setelah dua kali keok pada Pilpres sebelumnya.Â