Mohon tunggu...
Lohmenz Neinjelen
Lohmenz Neinjelen Mohon Tunggu... Buruh - Bola Itu Bundar, Bukan Peang
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

https://gonjreng.com/

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Peran "Anak Mami" yang Dimainkan Sandi akan Sukses?

3 September 2018   05:55 Diperbarui: 17 September 2018   09:13 702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: detik.com

Sandiaga Uno atau Sandi, cawapres Prabowo yang dituding membawa mahar sebesar Rp 1 triliun (masih ingat Andi Arief kan?) kembali terkesan atau semakin menguatkan kesan dirinya akan berperan seperti "Anak Mami" dalam kancah pertarungan politik Pilpres 2019.

Maksudnya Sandi berperan seperti "Anak Mami" di sini adalah terlihat sopan, santun, menjaga tutur kata, baik hati, tidak sombong, rendah hati dan seterusnya.

Politik memang tidak lepas dari taktik atau trik. Bebas dan boleh saja kalau ada politikus yang memainkan taktik atau peran"Anak Mami" tadi, bukan hanya Sandi, apalagi berpotensi meraih kemenangan.

Kalau Sandi diperkirakan akan berperan seperti "Anak Mami", apakah Prabowo pun demikian? Kecil kemungkinannya, meski Prabowo sampai saat ini masih terkesan seperti itu, setidak-tidaknya hingga berpelukan dengan Jokowi di Asian Games 2018 lalu. Diperkirakan Prabowo akan tetap berperan atau terlihat garang, keras, menggebu-gebu, penuh semangat, nyontek gaya Soekarno, dan seterusnya. 

Kombinasi "Api" dan "Es" ini diharapkan bisa mengalahkan pasangan Jokowi-Maru'f Amin pada Pilpres 2019 nanti. 

Tapi apakah Sandi akan sukses memainkan peran "Anak Mami"?

Menurut berita di sini, Sandi ingin bertemu dengan Maru'f Amin yang baru pulang dari ibadah haji. Untuk apa?

"Saya sudah minta waktu sama Pak Kiai. Kemarin baru pulang haji, mungkin masih lelah, saya lihat beliau sudah berkegiatan. Saya ingin ke Koja ke kediaman beliau, untuk datang minta berkahnya lah, pulang haji," kata Sandi.

Ooo...minta berkah. Ia pun menambahkan sebagai yang muda harus datang. Entahlah, apakah secara langsung atau tidak langsung ingin menegaskan kalau Maru'f Amin jauh lebih tua dibanding dirinya, dan di sisi lain kata "muda" itu lebih asoy geboy.

Wajar saja kalau ada yang memperkirakan Sandi akan berperan seperti "Anak Mami", apalagi sebelumnya ia sudah mengesankan ke arah itu, atau Maru'f Amin bukan "sasaran" pertama.

Apakah peran "Anak Mami" Sandi ini bisa merepotkan pasangan Jokowi-Maru'f Amin? Bisa jadi, karena lawannya mungkin saja bingung atau tak tahu menggunakan taktik apa untuk menangkisnya. 

Diperkirakan Maru'f Amin akan berperan sesuai umurnya. Orang yang bijak, welas asih, penuh nasihat dan seterusnya, tapi sepertinya masih belum mampu untuk mengimbangi peran "Anak Mami" Sandi.

Bagaimana dengan Jokowi? Peran apa yang akan dimainkannya? Kecil kemungkinannya akan berperan sebagai orang yang keras kepala atau "koppig" setelah kejadian pembatalan Mahfud sebagai cawapres yang mengesankan Jokowi plin plan itu.

Peran wong ndeso yang lugu, tebar senyum sana dan sini, senang bercanda, sederhana dan seterusnya itu, apakah masih akan dimainkan oleh Jokowi? Jika ya, mampukah mengimbangi peran "Anak Mami" Sandi?

Bisa repot pasangan Jokowi-Maru'f Amin kalau lawannya menggunakan taktik yang berbeda dengan Pilpres 2014. 

Prabowo lebih "menyerang" Maru'f Amin, sedangkan Sandi lebih sering "berhadapan" dengan Jokowi.

Nah lho...tim sukses Jokowi-Maru'f Amin pun kelimpungan? Sandi pun sukses memainkan peran "Anak Mami"?

Sabar, belanda masih jauh. Masa kampanye resmi saja belum dimulai. Tapi benar juga kata pepatah campur pantun di bawah ini:

Kurang pikir kurang siasat, kelak dirimu akan tersesat.

Anak mami wara-wiri jualan sopan
Satunya lagi seperti anak macan

Catatan tambahan: Gak usah terlalu serius, mas brooo...ada yang bilang, siapapun pemenangnya adalah "boneka".

Artikel sebelumnya:

Tertawa atas Komentar Fadli Zon dan Roy Suryo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun