Tiga kandidat kuat yang akan menjadi cawapres Jokowi pada Pilpres 2019 ini berdasarkan "analisis politik iseng-iseng tak berhadiah".
Analisis tiga kandidat kuat ini tak harus dipercaya, apalagi sampai dikasih sajen.
Sebelum membahas tiga kandidat kuat cawapres Jokowi lebih lanjut, ada baiknya terlebih dahulu menyimak pernyataan Ketua Umum PPP Romahurmuziy (Rommy) bahwa cawapres Jokowi tidak akan keluar dari 10 nama di bawah ini:
1. Ketum PPP Romahurmuziy
2. Ketum PKB Muhaimin Iskandar
3. Ketum Golkar Airlangga Hartarto
4. Menkeu Sri Mulyani
5. Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti
6. Ketum MUI Ma'ruf Amin
7. Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban Din Syamsuddin
8. Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko
9. Anggota Dewan Pengarah BPIP Mahfud MD
10 Pengusaha Chairul Tanjung
Mengacu pada pernyataan Rommy tadi, maka dari 10 nama di atas akan menjadi tiga kandidat kuat cawapres Jokowi dengan pertimbangan sebagai berikut:
Coret no 4 dan 5.
Analisis tiga kandidat kuat mengecilkan kemungkinan seorang perempuan akan menjadi cawapres Jokowi karena isu SARA bisa dihembuskan yang berpotensi mengurangi perolehan suara Presiden Jokowi pada Pilpres 2019 nanti.
Coret no 6, 7 dan 10.
Menurut Wakil Presiden Jusuf Kalla, cawapres Jokowi minimal bisa menambah perolehan suara sebesar 15%. Ma'ruf Amin, Din Syamsuddin dan Chairul Tanjung kurang memiliki basis massa atau pengaruh yang besar sehingga sulit mencapai penambahan suara sebesar 15% tadi, makanya tidak termasuk tiga kandidat kuat cawapres Jokowi.
Dengan demikian analisis tiga kandidat kuat untuk sementara seperti ini:
1. Ketum PPP Romahurmuziy
2. Ketum PKB Muhaimin Iskandar
3. Ketum Golkar Airlangga Hartarto4. Menkeu Sri Mulyani5. Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti6. Ketum MUI Ma'ruf Amin7. Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban Din Syamsuddin
8. Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko
9. Anggota Dewan Pengarah BPIP Mahfud MD10 Pengusaha Chairul Tanjung