Leg pertama babak perempat final Liga Champions musim ini sudah berlalu dan hasil-hasil pertandingan dari leg pertama tadi bisa dilihat di bawah ini:
Juventus - Real Madrid 0-3
Sevilla - Bayern Munchen 1-2
Barcelona - AS Roma 4-1
Liverpool - Manchester City 3-0
Ada 14 gol yang tercipta pada leg pertama tadi atau rata-rata 3,5 gol yang bersarang ke gawang pada setiap pertandingan dan tentu saja tingginya rata-rata gol ini akan sulit terjadi jika tim yang bertandang ke kandang lawan menerapkan taktik "parkir bus".
AS Roma yang kualitas rata-rata pemainnya di bawah Barcelona dan sudah diprediksi sejak awal akan kalah pun tidak menerapkan taktik "parkir bus", tapi melayani Barcelona dengan gagah berani, juga Manchester City, meski nasibnya sama dengan AS Roma, kalah cukup telak dengan selisih tiga gol.
Juventus dan Bayern Munchen bahkan memetik kemenangan di kandang lawan, dan semua klub yang bermain di kandang lawan pada leg pertama tadi tidak menerapkan taktik "parkir bus". Penonton pun merasa terhibur dengan terciptanya banyak gol tadi, namun jangan harapkan hal ini bisa terjadi jika banyak manajer yang menyajikan sepakbola negatif yang cenderung mementingkan hasil atau kemenangan.
Memang kemenangan itu penting, tapi bukanlah segalanya, kecuali bagi manajer yang lebih suka "menjaga nama besar" atau senang mencari aman saja, tapi merusak keindahan sepakbola.
Kembali lagi membahas leg pertama babak perempat final yang menghibur penonton dengan 14 gol atau rata-rata ada 3,5 gol pada setiap pertandingannya.
Meski total gol yang tercipta pada leg pertama ini tinggi, tapi cukup banyak juga "gol beruntung"-nya. Berikut ini klasifikasi 14 gol yang tercipta pada leg pertama tadi.
Gol yang berdasarkan skema serangan yang cukup apik pada leg pertama sebenarnya hanya ada 5 gol saja , yaitu gol pertama dan kedua Ronaldo ke gawang Buffon, gol Gerard Pique, Dzeko dan Mane ke gawang lawan masing-masing.
Sedangkan klasifikasi "gol setengah beruntung" pada leg pertama ada tiga, yaitu gol Marcelo ke gawang Juventus, meski merupakan skema serangan yang cukup apik, tapi lawan yang dihadapinya sudah bermain dengan 10 orang.Â
Begitu juga gol pemain Sevilla Pablo Sarabia ke gawang Munchen yang sebelumnya terjadi hands ball, dan gol tendangan keras Chamberlain ke gawang Manchester City yang lolos dari celah kaki pemain lawan.
Sementara ada 6 "gol beruntung" pada leg pertama ini, antara lain akibat lawan melakukan gol bunuh diri, yaitu gol pertama dan kedua Barcelona, gol pertama Munchen ke gawang Sevilla, juga gol Thiago Alcantara lebih cenderung disebut gol bunuh diri sebab sundulannya tidak terlalu membahayakan, tapi karena menyentuh kaki pemain Sevilla saja makanya berbuah gol.Â
Suarez pun bisa mencetak gol karena beruntung bola mampir ke kakinya setelah menyentuh kaki pemain lawan, seperti halnya Salah yang beruntung bola gagal dihalau pemain Manchester City dan bola jatuh di kakinya.
Sebenarnya skor akhir yang wajar pada leg pertama tadi seperti ini:
Juventus - Real Madrid 0-2
Sevilla - Bayern Munchen 0-0
Barcelona - AS Roma 1-1
Liverpool - Manchester City 1-0
Dengan catatan menghilangkan "gol setengah beruntung" dan "gol beruntung" yang tercipta pada leg pertama tadi, namun tidak salah juga jika ada sebagian pihak yang berpendapat apapun klasifikasi gol pada leg pertama babak perempat final Liga Champions musim ini sebuah gol adalah gol dan tetap disebut sebagai gol!
Penonton pun merasa senang dan terhibur.
Salam bola itu bundar, bukan peang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H