Duel sengit Madrid vs Barcelona berakhir dengan kekalahan pahit bagi tuan rumah. Kini selisih poin dua rival abadi ini hanya satu poin saja.
Madrid 70 poin, Barcelona 69 poin.
Meski kalah, Madrid menampilkan permainan sepakbola yang menghibur dan agresif. Modric, Ronaldo, Di Maria, Bale, dan Benzema adalah tipikal pemain yang cenderung menyerang. Sayangnya Madrid tidak memiliki penyerang tengah yang ganas dan memiliki penyelesaian akhir yang bagus. Benzema meski mencetak gol, tapi cukup banyak membuang peluang emas yang ada.
Madrid langsung menekan begitu wasit meniup peluit tanda dimulainya pertandingan. Taktik Ancelotti sederhana saja. Tidak menginginkan tiki taka Barcelona berkembang sempurna seperti saat melawan Manchester City di leg pertama Liga Champions. Pemain lini tengah dan depan Madrid langsung menekan pemain Barcelona yang menguasai bola, dan jarak antar pemain pun cukup harmonis.
Benzema mendapat peluang di menit awal, tapi justru Madrid lebih dulu kebobolan lewat tendangan Iniesta setelah menerima umpan dari Messi menit ke 7. Gol cepat Barcelona ini sempat membuat pemain Madrid sedikit shock, dan Barcelona pun mulai mengembangkan permainannya.
Agresifitas yang ditunjukkan Madrid memberi konsekuensi cukup banyak celah atau lubang di lini pertahanannya. Beberapa menit kemudian Messi seharusnya membuat Barcelona unggul 2-0. Sudah berhadapan dengan penjaga gawang, tapi penyelesaian akhirnya buruk. Mungkin dia kaget mendapat peluang emas setelah menerima umpan dari lini tengah. Kontrol bolanya kurang sempurna, tendangannya pun jauh melebar.
Keadaan berbalik setelah Benzema berhasil menyamakan kedudukan menit ke 20 lewat sundulan kepalanya. Meski masih bisa ditepis oleh Victor Valdes, bola membentur tiang gawang dan masuk ke dalam. Santiago Bernabeau gemuruh dengan sorak-sorai penonton. Apalagi setelah empat menit kemudian Benzema kembali menjebol gawang Valdes.
Unggul 2-1 Madrid semakin menggila. Di Maria bermain gemilang dan mengobrak-abrik sisi kanan lini pertahanan Barcelona. Madrid seharusnya bisa unggul 3-1 atau 4-1, tapi pemainnya membuang beberapa peluang emas yang ada.
Menjelang pertandingan babak pertama berakhir Messi menyamakan kedudukan setelah melakukan kerja sama satu dua dengan Neymar yang diakhiri dengan sepakan kaki kirinya. Bola bersarang di pojok kiri penjaga gawang Lopez.
Messi berlari ke dalam gawang dan memungut bola yang bersarang tadi, diikuti oleh Fabregas yang tak sengaja bersenggolan dengan Pepe yang sedang uring-uringan di depan mulut gawang. Pepe marah dan mengejar Fabregas. Terjadi adu mulut dan sejumlah pemain kedua kesebelasan ikut mengerumuni.
Fabregas terjatuh, Pepe juga. Tapi jatuhnya Pepe sambil mengerung dan memegang wajahnya yang seolah-olah terkena pukulan.
Lebay...bukan pertama kali Pepe beraksi lebay seperti ini. Mungkin lain kali sebaiknya Pepe jatuh, bukan sekadar memegang muka saja, bila perlu guling-guling di rumput dari kotak pinalti Madrid hingga masuk ke dalam gawang Barcelona...gol.
Babak pertama usai, skor sementara imbang 2-2.
Babak kedua pertandingan berlangsung dramatis, karena wasit menghadiahkan tiga pinalti di babak ini. Pinalti pertama diberikan untuk Madrid setelah Alves melakukan pelanggaran terhadap Ronaldo. Meski tayangan ulang memperlihatkan kejadiannya di luar kotak pinalti, wasit tetap menunjuk titik putih.
Wasit sudah memberikan hadiah pinalti, tapi masih ada pemain Madrid yang protes. Mungkin berharap wasit pun memberi kartu merah kepada Alves, bukan kartu kuning. Lucunya, hal itu yang dialami oleh Madrid nantinya.
Ronaldo sukses mencetak gol dari titik pinalti yang mengubah skor menjadi 3-2 untuk keunggulan Madrid. Barcelona kembali tertekan, tapi kartu merah yang diberikan oleh wasit kepada Ramos dan hadiah pinalti yang sukses dieksekusi Messi sehingga skor menjadi imbang 3-3 keadaan menjadi berbalik, Madrid kini yang tertekan.
Kartu merah dan pinalti yang diberikan oleh wasit pada menit ke 65 terjadi setelah Messi memberikan umpan kepada Neymar yang berlari silang dan lebih cepat menjeput bola di dalam kotak pinalti, tapi kemudian terjatuh. Menurut wasit Ramos telah melakukan pelanggaran.
Ronaldo dan Ramos ngoceh di media massa setelah pertandingan usai. Barcelona bermain dengan 12 orang, beginilah, begitulah, mirip ocehan pecundang yang tidak bisa menerima kekalahan.
Lain halnya dengan pelatih Carlo Ancelotti yang lebih berjiwa besar dan cenderung menatap ke depan setelah tim asuhannya kalah. Ancelotti masih yakin Madrid dapat merebut gelar juara asal terus bertarung dengan semangat yang tinggi.
Bermain dengan 10 orang Madrid sulit mengembangkan permainannya, di sisi lain Barcelona tidak mudah menjebol gawang lawannya. Tapi gol ke empat itupun datang setelah kembali wasit menunjuk titik putih karena menurut penilaiannya Xabi Alonso melakukan pelanggaran terhadap Iniesta di dalam kotak pinalti menit ke 86.
Messi kembali sukses menjadi algojo pinalti, sekaligus menjadi pemain pertama yang mencetak hatt-trick El Clasico di stadion Santiago Bernabeau.
Pertandingan pun tak lama kemudian usai dengan skor akhir 4-3 untuk kemenangan Barcelona yang menjaga asanya bersaing dengan Atletico Madrid dan Real Madrid.
Setelah wasit meniup peluit tanda pertandingan usai, pemain Barcelona bersuka cita dan saling berpelukan. Padahal masih ada beberapa pertandingan yang tersisa. Tidak tertutup kemungkinan di sisa pertandingan itu Barcelona Merana dan Terhina.
Salam bola itu bundar, bukan peang.
*****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H