Mohon tunggu...
Jaelani Pramudya
Jaelani Pramudya Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa PWK UNEJ 2019

saya adalah mahasiswa perencanaan wilayah dan kota angkatan 2019 universitas jember 191910501034

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Potret Kemiskinan Kota Jakarta

22 Oktober 2019   11:38 Diperbarui: 22 Oktober 2019   11:46 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Jakarta adalah kota metropolitan dan juga menjadi kota yang menjadi pusat perekonomian indonesia. Semua hal tersedia di jakarta dari perumahan yang elite hingga pemukiman kumuh tersedia disana. 

Pembangunan infrastruktur terus-menerus dibuat oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah membuat jakarta selalu menjadi magnet utama orang-orang dari penjuru nusantara untuk merantau demi mengadu nasibnya di kerasnya kota jakarta ini. 

Namun, mereka datang ke jakarta hanya dengan modal nekat maksudnya adalah mereka tidak mempunyai skill yang cukup untuk bersaing di ibu kota. Dengan skill yang kurang, jikalau mereka memiliki keberuntung yang tinggi mungkin saja mereka akan sukses di jakarta atau jika mereke tidak beruntung mereka bisa saja menjadi penambah persentase angka kemiskinan di ibu kota.

Momen hari raya idul fitri merupakan momen dimana banyak pendatang baru yang datang ke wilayah jakarta. Menurut data yang saya dapat dari salah satu majalah online terpercaya. 

Dari tahun ketahun terjadi grafik yang fluktuatif tentang pendatang baru yang datang ke jakarta. Pada 2010, pendatang baru ada di angka 59.215 jiwa. Kemudian di tahun 2011 ada sedikit penurunan di angka 51.875 jiwa, kemudian tahun 2012 terjadi penurunan menjadi 47.832 jiwa. Lalu memasuki 2013 jumlah pendatang baru meningkat menjadi 54.757 jiwa, 

Pada tahun 2014 kembali meningkat menjadi 68.537 pendatang baru, tahun 2015 kembali terjadi kenaikan menjadi 70.504 pendatang baru, dan tahun 2016 terjadi penurunan  menjadi 68.763 pendatang baru, lalu tahun 2017 terjadi kenaikan lagi menjadi 70.752 pendatang baru, pada tahun 2018 kembali turun menjadi 69.479, dan ditahun 2019 terjadi penurunan pendatang baru yang begitu pesat menjadi 37.443 pendatang baru.dari sebelumnya di perkiran pendatang baru yang akan datang mencapai 70.000 pendatang baru.

Para pendatang -- pendatang baru ini harus memiliki skill yang khusus jika mereka ingin bertahan hidup dijakarta. Mereka harus memiliki keterampilan dan juga kemampuan atau keinginan untuk bekerja dan berwiraswasta. 

Sebenarnya dijakarta memiliki banyak sekali lapangan kerja jika orang yang datang ke jakarta memiliki skill khusus. Jika mereka tidak memiliki keahlian khusus bukan tidak mungkin mereka akan menjadi masyarakat menengah kebawah. contohnya yaitu menjadi pemulung, pengamen dan kerjaan lainnya yang menguras tenaga mereka atau bukan tidak mungkin mereka akan melakukan tindakan kriminalitas jika mereka merasa terpepet .

Menurut badan pusat statik (BPS) dalam kurun waktu empat tahun terakhir persentasi warga miskin yang ada di DKI jakarta terus menerus berkurang dari tahun ke tahun.

 Contohnya pada tahun 2017  persentase penduduk miskin di Jakarta sekitar 3,78 persen atau sekitar 393.130 jiwa penduduk , terakhir September 2018 menjadi 3,55 persen atau sekitar 372.260 jiwa penduduk atau turun 0,23 persen dari pada tahun sebelumya.

Menurut data yang terima dari badan pusat statistik (BPS) DKI jakarta. Indeks kedalaman kemiskinan (P1) pada bulan september tahun 2018 yaitu 0,503 atau mengalami penurunan jika kita bandingkan pada bulan maret 2018 yaitu sebesar 0,514 dan pada bulan maret tahun 2019 kembali mengalami penurunan P1 yang didapat sebesar 0,50. 

Apa itu indeks kedalaman kemiskinan (P1)? Indeks kedalaman kemiskinan adalah ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Jadi semakin tinggi nilai indeks maka semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan.

Indeks keparahan kemiskinan (P2) pada september 2018 sebesar 0,107, mengalami peningkatan daripada interval sebelumnya yaitu pada bulan maret 2018 naik sebesar 0,001 point. 

Apa itu indeks keparahan kemiskinan? Indeks keparahan kemiskinan adalah gambaran mengenai penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin. Semakin tinggi nilai indeks, semakin tinggi ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin.

Gini ratio pada bulan September 2018 diperkirakan sebesar 0,390, dan mengalami penurunan jika kita bandingkan dengan Maret 2018 yaitu sebesar 0,394 kemudian pada maret 2019 kembali mengalami kenaikan menjadi 0,394 sama seperti maret 2018. Apa itu gini ratio? Gini ratio adah alat untuk mengukur derajat ketidakmerataan distribusi penduduk. 

Ini didasarkan pada kurva Lorenz, yaitu sebuah kurva pengeluaran kumulatif yang membandingkan distribusi dari suatu variable tertentu (misalnya pendapatan) dengan distribusi uniform (seragam) yang mewakili persentase kumulatif penduduk.

Menurut data yang diterima dari badan pusat statistik (BPS).Persentase penduduk miskin di wilayah DKI Jakarta pada bulan September 2018 mencapai 3,55 persen yang mencakup sekitar 372.260 orang penduduk. 

Jika kita bandingkan dengan Maret 2018, persentase penduduk miskin itu turun sekitar 0,02 persen poin atau turun sebesar 860 orang penduduk. Sedangkan dibandingkan dengan September 2017, persentase penduduk miskin turun 0,23 persen poin atau turun sebesar 20.870 orang penduduk.

Menurut salah satu media kabar elektronik yang terpercaya. Jakarta timur merupakan daearah yang memiliki angka kemiskinan tertinggi di daerah DKI jakarta. menurut data yang didapat Jakarta Timur ada sekitar 3,46 persen, Jakarta Barat ada sekitar 1,02 persen, Jakarta Pusat ada sekitar 1,71 persen, Jakarta Utara ada sekitar 2,76 persen, dan Jakarta Selatan ada sekitar 2,86 persen.

Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah GK. Jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh besarnya garis kemiskinan (GK). 

Garis kemiskinan ditentukan oleh rata-rata nasional. Sehingga, setiap daerah memiliki garis kemiskinan (GK) yang berbeda beda. Di jakarta sendiri selama September 2017 - September 2018, GK naik sebesar 5,11 persen, dari Rp 578.247 per kapita per bulan menjadi Rp 607.778 per kapita per bulan. Pada periode Maret 2018 - September 2018 naik sebesar 2,47 persen, dari Rp 593.108 per kapita per bulan menjadi Rp 607.778 per kapita per bulan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun