Mohon tunggu...
Yunuraji P
Yunuraji P Mohon Tunggu... Penulis - Orang biasa

Warga biasa yang masih berjuang dalam hidup ini

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Cerbung] Manusia {Penuh}Misteri : Liburan (Rencana)

6 Maret 2020   20:45 Diperbarui: 18 Mei 2020   04:58 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret ketika Tomi Permadi dan Lely Ningsih pulang dari Idolmaret (belum ada scanner, cuma bisa foto)-dokpri

"Eh, kok panggil tante sih? Panggil aku Mami dong... " Jawabnya sedikit genit sembari menyiram tanaman dengan kopi basi yang entah ia temukan darimana dan akupun juga tidak mau berpikir lebih jauh karena pikiranku saat ini tengah tertuju dengan apa yang ada dihadapanku, yaitu mencabut rumput yang lumayan tinggi dan terkadang beberapa akarnya masih tersisa.

Entah karena terlalu melelahkan sekaligus membosankan, aku berkata kepadanya "Bolehkah aku menggunakan... "

"Tidak boleh.  Kamu ingat terakhir kali melakukan hal itu dan apa akibatnya kepada tetangga kita?" Jawabnya memotong kalimatku. Nada suaranya tidak lagi ramah dan bercanda seperti sebelumnya. Nada suaranya jadi sedikit serius dengan campuran agak sedikit kuatir, walaupun aku menduga lebih banyak kuatirnya ketimbang seriusnya.

"Tapi ini... " Aku belum selesai menyelesaikan kalimatku ketika secara spontan aku merasakan adanya jari telunjuknya dimulutku, padahal saat itu aku sedang mencabut rumput, namun entah bagaimana ceritanya mulutku tertutup rapat sementara itu ia masih asik menyiram tanaman. 

Aku tidak berbicara banyak karena antara bingung dan ingin menyelesaikan kalimatku, pada akhirnya aku lebih memilih untuk membicarakan hal yang menurut Tante... Maksudku Mami Mira ingin sampaikan sebelum kembali telunjuknya mencapai depan bibirku.

"Ingat... Tidak semua bisa diselesaikan dengan hal tersebut. Lebih baik kamu mencoba membiasakan diri, ya?" Katanya seperti sales yang biasa kalian temui dimanapun kalian berada. Aku cuma bisa tersenyum dengan sedikit terpaksa, seperti seorang badut yang mencoba untuk tersenyum di depan cermin dengan menggunakan bantuan jarinya.

Seandainya saja aku bertemu dengan mereka... Lamunanku tidak lama karena tante...Maksudku Mami Mira bertanya kepadaku.

"Jadi rencana liburan bagaimana, sayang? Sudah dipersiapkan semua, kan?" 

Kini beliau bersantai sejenak di sebuah bangku goyang, meskipun bagiku itu adalah ayunan kecil sambil membenarkan sedikit rambutnya yang sedikit kusut di antara rambut kepang dua, karena rambutnya yang lumayan panjang, lebih daripada sepinggul jadi ia membuat rambutnya dikepang dua, tidak lupa dengan bando dengan sesuatu yang bisa aku bilang mirip dengan antena. Aku tidak bertanya lebih jauh darimana atau bagaimana, karena aku sedikit segan juga masih sibuk dengan mencabut rumput ala kadarnya.

"Bentar, aku periksa terlebih dahulu..." Aku mengeluarkan sebuah benda kecil seukuran kartu pengenal yang biasa dibawa oleh orang-orang untuk memperkenalkan diri. 

Dari situ muncul berbagai gambar yang cukup banyak. Mulai dari handuk, baju dan celana yang memiliki cara kerja dimana menurutku sedikit unik, yaitu dengan cara disemprotkan ke seluruh badan dengan sebuah benda seperti kaleng semprot dengan pilihan motif dan warna yang beraneka pilihan, sehingga baju ini bisa digunakan dengan cukup mudah dan praktis, serta beberapa obat-obatan yang cukup mudah kamu temui dalam kotak P3K.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun