Sumber Bukti
Selanjutnya yaitu sumber informasi. Sumber informasi berpengaruh signifikan terhadap kualitas bukti audit. Bukti tersebut memberikan tingkat jaminan yang lebih tinggi daripada yang dihasilkan dan diperoleh sendiri. Pengetahuan langsung seorang auditor melalui pemeriksaan fisik, pengamatan, penghitungan atau recalculation, dan pemeriksaan memberikan kepercayaan lebih daripada pengetahuan yang diperoleh secara tidak langsung, sehingga kualitas bukti audit lebih terjamin.
Ketepatan Waktu
 Penggunaan bukti audit berkaitan langsung dengan ketepatan waktu. Ketepatan waktu ini sangat penting, terutama saat dilakukan pemeriksaan aset lancar, kewajiban jangka pendek, dan laporan laba rugi karena hasil tersebut digunakan untuk memeriksa apakah pemotongan telah dilakukan dengan benar sesuai dengan tanggalnya. Bukti yang diperoleh lebih mendekati dengan tanggal neraca lebih meyakinkan daripada bukti yang diperoleh lebih awal.Â
Objektivitas
Kemudian yang terakhir yaitu objektivitas. Bukti audit dengan obyektif lebih andal dan kompeten daripada bukti subyektif. Berdasarkan hasil asersi manajemen, auditor harus mempertimbangkan kualifikasi personal dari seseorang yang membuat estimasi dan menentukan kewajaran proses pengambilan keputusan dalam pemberian penilaian.
Selain itu, ada beberapa jenis kompetensi bukti audit, diantaranyaÂ
Pertama, efektivitas pengendalian internal mempunyai dampak yang signifikan terhadap kemampuannya untuk melakukan sebagian besar jenis audit. Misalnya, dokumen internal perusahaan dengan pengendalian internal yang efektif lebih dapat diandalkan karena memiliki persentase akurasi yang lebih tinggi. Demikian pula, anality procedure tidak memberikan bukti audit yang kompeten jika pengendalian yang terlibat dalam menghasilkan data memberikan hasil yang tidak akurat.Â
Kedua, uji fisik dan recalculation cenderung memberikan jaminan yang tinggi terhadap efektivitas pengendalian internal, tetapi dalam menggunakan kedua jenis bukti tersebut sangat penting. Uji fiisk dan recalculation atau perhitungan bukti audit ini secara efektif menunjukkan bahwa bukti audit dengan tingkat keyakinan yang sama bisa sangat berbeda.Â
Ketiga, jenis bukti audit tertentu saja tidak cukup untuk memberikan bukti audit yang kompeten untuk memenuhi beberapa tujuan audit.Â
Dari faktor-faktor tersebut dapat disimpulkan bahwa kompetensi berhubungan dengan sejauh mana bukti dapat diandalkan. Jika bukti dianggap sangat kompeten, berarti laporan keuangan disajikan dengan wajar dan bukti tersebut dapat meyakinkan auditor. Bukti kompetensi hanya relevan untuk prosedur audit tertentu. Menggunakan sampel besar atau memilih item yang berbeda dari populasi tidak meningkatkan kompetensi. Kekuatan atau keandalan bukti berupa catatan akuntansi yang berhubungan erat dengan lemahnya sistem pengendalian intern perusahaan. Semakin efektif atau berhasil pengendalian internal perusahaan, maka semakin baik pencatatan akuntansinya dibuat.