Mohon tunggu...
Aji pangestu
Aji pangestu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Blok pribadi

Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Tradisi Puter Kayun di Boyolangu Kabupaten Banyuwangi

23 Juni 2022   17:33 Diperbarui: 23 Juni 2022   17:34 866
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PENDAHULUAN 

            Indonesia adalah negara yang begitu banyak sekali dengan kebudayaannya yang begitu terkenal hingga mancanegara. Dengan itu kita sebagai penerus dari bangsa indonesia ini harus menjaga, memelihara serta melestarikan kebudayaan yang ada di indonesia ini.  Kebudayaan cenderung kita berrfikir tentang bagaimana kita berpakaian, kebiasaan, serta kepercayaan yang mereka anut. Kebudayaan yang ada diindonesia ini cenderung berakar pada nenek moyang atau pendahulu kita yang menciptakan bagaimana kebudayaam itu terbentuk.

            Didalam kamus antropologi tradisi disamakan dengan adat istiadat yaitu kebiasaan – kebiasaaan yang bersifat magis religius berasal dari kehidupan suatu penduduk asli yang didalamnya memeiliki nilai – nilai budaya, norma – norma, hukum dan aturan – aturan yang saling berkaitan setelah itu menjadi suatu sistem atau peraturan yang sudah mantab juga mencakup seluruh konsepsi sistem budaya dari suatu kebudayaan digunakan mengatur tindakan sosial.[1] 

 

            Banyuwangi yang berada di dalam perlintasan Jawa – bali, menjadikannya banyak berbagai pertemuan dari berbagai kebudayaan yang berasal dari berbagai wilayah. Kebanyakan buadaya di Banyuwangi dilaksanakan pada bulan syawal. Kebudayaan di Banyuwangi banyak diprakarsai oleh masyarakat osing yang merupakan masyarakat asli Banyuwangi.  Budaya yang di banyuwangi yang dilaksanaka pada bulan syawal diantaranya yaitu seblang, barong ider bumi, juga puter kayun. Puter kayun sendiri merupakan tradisi yang berasal dari daerah Boyolangu, kecamatan Giri, kabupaten banyuwangi. Tradisi ini merupakan nampak tilas masyarakat using Boyolangu, yang dilakukan dengan cara naik delman.

 

            Masyarakat Boyolangu pada zaman dahulu merupakan pusat dari kusir dokar. Dan hal inilah menjadi salah satu faktor puter kayun selalu menggunakan kendaraan dokar. Meski pada zaman sekarang dokar mulai tersisihkan, tetapi masyarakat masih mempertahankan tradisi ini untuk tetap menggunakan dokar.  Sebelumnya dokar merupakan suatu alat transportasi angkutan umum, Tetapi sekarang hanya digunakan untuk wisata saja. Tradisi puter kayun sudah termasuk dalam agenda pariwisata tahunan di Banyuwangi. Untuk wisatawan tidak hanya masyarakat lokal tetapi juga wisatawan asing dalam memeriahkan tradisi ini.

 

            Dalam artikel ini penulis akan menjelaskan kebudayaan yang ada di Banyuwangi. Kebudayaan ini meruapakan salah satu budaya yang dilaksanakan pada bulan syawal, yaitu tradisi kebudayaan puter kayun yang dilaksanakan pada 10 syawal atau 10 hari setelah hari raya idul fitri di Boyolangu, kecamatan Giri, kabupaten Banyuwangi.

  

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun