Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kampoeng Kurma, Kebatilan yang Dibalut Agama

12 November 2019   10:49 Diperbarui: 12 November 2019   10:49 1877
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya teringat sebuah kata-kata bijak yang sangat Pas untuk dikaitkan dengan Investasi Bodong, yang kembali memakan korban. Padahal yang seperti ini sudah sering terjadi.

"Jika ingin menguasai orang bodoh, bungkuslah sesuatu yang batil dengan agama"

Saya sangat yakin, mereka yang menjadi korban Investasi Bodong Kampoeng Kurma, bukanlah orang-orang bodoh, yang membuat mereka tertipu hanya karena tidak mencermati apa yang ditawarkan.

Secara nalar, mereka merasa sudah tepat menginvestasi uangnya, karena dijanjikan dengan balutan agama yang sangat meyakinkan. Investasi syari'ah dan tanpa Riba.

Modus yang digunakan PT Kampoeng Kurma menawarkan investasi kepada masyarakat dengan menjual kavling. Nah kavling itu akan ditanami kebun kurma yang hasilnya akan dibagikan kepada pemilik kavling.

Namun setelah berjalan sejak awal 2018 ternyata belum ada pohon kurma yang ditanam. Kemudian mereka yang mau mengambil kembali investasinya tak kunjung diberikan perusahaan.

Yang membuat para korban Investasi Bodong ini mau menginvestasikan uangnya, karena promosinya yang menggunakan tokoh-tokoh agama Yang sangat dikenal masyarakat.

Seperti dilansir Detik.com, salah satu korban Irvan Nasrun mengaku tertarik lantaran konsepnya yang berlabel syariah. Perusahaan juga ternyata memanfaatkan gelombang massa umat Islam pada saat kejadian 212 dan 411.

"Jadi mereka memanfaatkan ghirah (semangat) umat Islam setelah kejadian 212 dan 411. Setelah 212 banyak bermunculan yang berbau syariah," ujarnya kepada detikcom, Senin (11/11/2019).

PT Kampoeng Kurma juga memanfaatkan tokoh-tokoh agama seperti Syekh Ali Jaber dan Ustaz Arifin Ilham. Irvan pun menunjukkan adanya rekaman video di Youtube ketika kedua tokoh agama itu membicarakan Kampoeng Kurma.

Artinya, pelaku penipuan investasi bodong ini sudah sangat mengenal karakter umat Islam Indonesia, yang sangat mudah dirayu atas nama agama. Segala hal yang berbau agama pasti akan membuat mereka tertarik.

Ghirah Islam tidaklah salah, yang salah itu adalah manusia yang memanfaatkan ghirah tersebut untuk kepentingan yang menyesatkan dan merugikan masyarakat.

Sudah sewajarnya umat Islam itu memiliki Ghirah Islam, itulah tanda kecintaan terhadap agamanya, siap berjuang, berkorban demi agamanya. Persoalannya adalah, tidak semua manusia itu berniat baik, diantara yang baik, ada yang berniat tidak baik.

Penipuan melalui investasi bodong ini adalah perbuatan batil yang dibungkus dengan agama, oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, yang cuma memikirkan keuntungan sesaat diatas penderitaan orang lain.

Kejadian ini bukanlah yang pertama, sudah acapkali masyarakat ditipu dengan berbagai investasi Bodong, hanya saja dengan modus yang berbeda. Kali ini dengan lebel syari'ah dan anti Riba. Jelas sangat menarik minat rerata umat Islam yang menjadi korbannya.

Irvan juga menceritakan, selain ternyata kavling yang dibeli juga bodong, mereka juga tidak menemukan pohon kurma yang ditanam. Sebab dananya tidak ada.

"Heran saya, uang pembeli bisa habis. Bahkan pembeli yang refund diberi cek kosong. Ada pembeli yang kavlingnya ghaib (tidak ada), ada kavling yang ada kuburannya, banyak pembeli yang dilempar lempar karena tanah kavlingnya tidak ada," tuturnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun