Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tidak Semua Orang Suka Anda Menghemat Anggaran

2 November 2019   08:00 Diperbarui: 4 November 2019   14:28 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernah suatu waktu saya ditegur oleh produser pelaksana, karena anggaran lokasi yang diajukan oleh Pimpinan produksi dianggap diluar standar bajet. Produsernya marah-marah di telpon,

"Pak..apa-apaan nih bajet set Kantor 7,5 juta.."

Lantas saya bilang sama produsernya, bapak pegang skedul hari ini gak, ternyata beliau pegang. Lalu saya bilang, semua skedul hari ini, itu adanya di set dan lokasi yg sama.

"Oo jadi set Kantor, set sekolahan, set Butik, set studio dan set cafe disatu lokasi"

"Iya Pak..artinya kita sewa senilai itu..tapi kita menang waktu dan bajet, juga efisiensi kerja.."

Produsernya ketawa, karena dianggap bisa menghemat banyak anggaran. Bagi saya keuntungannya adalah efektivitas kerja dan hemat waktu, lokasi tidak pindah-pindah.

Dilain kejadian, disebuah lokasi shooting dimana macam-macam set ada disitu, tapi setiap titik ada nilai rupiahnya. Begitu shooting selesai, bagian administrasi lokasi kasih invoice sewa lokasi. Saya lihat nilainya melebihi ekspektasi saya.

Lalu saya minta mereka membulatkan semua tagihan menjadi 10 juta. Kebetulan ada 3 Tim produksi disatu lokasi shooting tersebut. Saya bilang sama mereka, kamu mau terima 10 juta setiap hari, atau saya dan Tim angkat kaki dari sini.

Saya berani kasih ancaman tersebut Karena sudah prediksi akan shooting disana lebih dari 3 bulan. Akhirnya mereka setuju, bagi Production House (PH) itu sangat Menguntungkan, karena kalau bayar per titik set lokasi akan keluar anggaran sekitar 17,5 juta.

Perusahaan memang untung, tapi rupanya ada orang lain yang berkepentingan dengan itu merasa dirugikan, karena peluang income-nya terganggu. Inilah masalahnya, kadang kita berbuat kebaikan belum tentu semua orang menyukai perbuatan tersebut.

Pernah juga suatu ketika saya menerima anggaran yang menurut saya sudah tidak rasional, karena sudah melebihi standar anggaran yang umum pernah saya terima. Ada anggaran penyewaan mobil cuma untuk satu scene Mobil mewah, senilai 5 juta.

Adegannya cuma buka pintu dan turun dari Mobil, yang sebetulnya bisa disiasati dgn lebih sederhana. Satu scene itu kemarin ditunda, dan harus diambil lagi dihari berikutnya. Saya komplen sama bagian keuangan, agar satu scene itu dicoret, ternyata bagian keuangan gak berani, takut disalahkan.

Dihari berikutnya Mobil itu mau diambil lagi cuma satu scene langsung saya Tolak, karena sdh tiga hari berturut-turut diambil, namun secara esensial adegannya tdk terlalu penting. Akibatnya saya disalahkan dianggap tidak bijak dalam mengambil sebuah keputusan.

Saya mau melakukan itu karena dengan sutradara lain pernah juga saya kompromi untuk bisa mengalami adegan seperti itu, namun secara esensi tidak mengubah adegan, dan menghilangkan kualitas adegan, makanya saya berani mengambil sikap.

Memang apa yang kita lakukan belum tentu menyenangi semua pihak, tapi dalam prinsip untuk menghemat anggaran, kadang hal seperti itu harus dilakukan, terlepas dari hal tersebut akan menguntungkan perusahaan, yang penting keputusan yang diambil kita mengerti manfaatnya.

Tapi itulah masalahnya, dalam sebuah kerja bersifat kolektif, kadang setiap keputusan yang kita ambil bisa saja membuat orang lain merasa dirugikan. 

Namun untuk prinsip menegakkan kebenaran, hal seperti itu tidak perlu dihiraukan, meskipun ada resikonya.

Dan resiko yang saya terima, saya tidak disukai, saya dianggap cari muka ke perusahaan. Bagi saya anggapan seperti itu biasa saja, itu bagian dari resiko yang harus saya terima. Belakangan hari, kesalahan saya dicari-cari, agar saya bisa disingkirkan. Yah begitulah hidup, tapi percayalah Tuhan tidak tidur, selalu ada jalan terbaik, dan rencana baik-Nya agar Kita lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun