Saya benar-benar salut dengan Joshua Wong..tokoh Pro Demokrasi Hongkong, lima tahun yang lalu, saat ia masih berusia 17 tahun, dia mampu menggerakkan hati 120 ribu rakyat Hongkong untuk merebut kedaulatan rakyatnya, dengan Ruh perjuangan Tianan Men.
Sementara di belahan Indonesia pada waktu yang sama saat itu, para orang tua gaek sedang sibuk berkoalisi dan berkolusi menghancurkan dan merebut demokrasi dari tangan Rakyat Indonesia, lewat oligarki politik yang mereka ciptakan perantara koalisi Partai.
Joshua wong yang kini berusia 22 tahun, kembali memimpin demo di Hongkong. Sudah lima Bulan demo berlangsung, tidak satupun fasilitas publik yang dirusak. Demo sangat tertib tanpa ada kegaduhan yang disusupi berbagai kepentingan.
Lima tahun kemudian,Di Indonesia demo mahasiswa dibawah komando Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia atau BEM SI yang tidak senyawa, khususnya di Jakarta, yang ditumpangi oleh pelajar dan elemen masyarakat, sudah banyak fasilitas publik yang dirusak.
Padahal demo baru berlangsung beberapa hari. Bagaimana kalau demo berlangsung selama Lima bulan seperti di Hongkong, bisa-bisa Jakarta sudah di bumi hanguskan mereka.
Di masa lalu, demo mahasiswa kalau sudah merasa ada yang menumpangi, mahasiswa akan mundur balik ke kampus. Agar citra mahasiswa sebagai kaum terpelajar bisa tetap terjaga.
Semua aspirasi mahasiswa pada dasarnya sudah dipenuhi. Diluar aksi demo mahasiswa di Gedung DPR-MPR, kelompok mahasiswa lainnya melakukan uji materi Undang-Undang yang dianggap menimbulkan polemik.
Jelas cara-cara ini jauh lebih terdidik, menjadi tahu substansi permasalahan yang sebenarnya. Bahkan UU KPK yang disahkan oleh 80 Anggota DPR pun dipertanyakan mereka keabsahannnya.
Ada juga kelompok BEM Jakarta, menempuh cara yang berbeda dengan BEM SI. Mereka membuat kelompok diskusi untuk membahas RUU yang menjadi polemik, sesuai dengan kapasitas mereka sebagai kaum terpelajar.