Salah seorang dosen bernama Prof Wahyudi Kumorotomo membacakan puisi. Dia bernostalgia mengenang sosok Jokowi.
"Saya adalah salah satu alumni UGM dan Pak Jokowi juga adalah alumni UGM.Â
Karena itu, saya betul-betul meminta kepada sivitas akademika UGM untuk berada di belakang Jokowi, berada di belakang alumni kita," katanya.
"Kita tidak menginginkan alumni kita menjadi orang yang menghabisi KPK, lembaga yang kita cintai bersama ini," sambung Wahyudi.
Tetap berhusnudzon terhadap Presiden Jokowi, dan tidak menyesal memilih Jokowi. Artinya sivitas akademika UGM masih berharap banyak terhadap hasil dari pembahasan akhir revisi UU KPK.
Prof. Wahyudi Kumorotomo sebelum membacakan puisinya, dia ingin menyapa Presiden Jokowi, yang juga merupakan teman satu alumninya dengan panggilan 'Mas.'
"Saya ingin memanggil Presiden dengan mas, selayaknya alumni UGM," katanya.
Berikut puisi yang dibacakan oleh Wahyudi untuk Presiden Jokowi:
Mas Joko widodo, ingatlah ketika kita makan Gudeg di Mbarek, makan nasi kucing di Bulaksumur dan kita mendaki bersama-sama di Gunung Merbabu, kita makan mie instan, makan seadanya.
Waktu itu kita berpikir bahwa di Indonesia ada banyak yang lebih menderita dari kita, walaupun kita sudah bisa menikmati nasi kucing sederhana untuk bisa kuliah di UGM. Maka, pikirkanlah sekarang ini nasib rakyat Indonesia, yang masih banyak di antara mereka makan nasi aking, makan sederhana.
Bait selanjutnya Baca disini
Puisi ini tentunya bertujuan ingin menggugah perasaan Jokowi, apakah puisi ini terbaca oleh Jokowi, dan seperti apa reaksi Jokowi. Atau justeru Jokowi tetap pada keputusannya, yang mendukung revisi UU KPK.