Kalau sekedar merancang dan melaksanakan program populis, sekedar mendapatkan tepuk tangan, tentunya sangat mudah menjadi Presiden. Namun berani mengambil resiko dari sebuah keputusan, tidak semua orang mau melakukan.
Ide pemindahan Ibu Kota bukanlah sesuatu yang populis, bahkan penuh tantangan dan resiko. Terbukti rencana tersebut banyak ditentang masyarakat, bahkan Mantan Menteri KLH Era Soeharto, Emil Salim menolak secara tegas ide tersebut.
Tahukah Anda bahwa pemindahan Ibu Kota itu justru pada akhirnya yang mempersatukan Jokowi dan Prabowo. Kebesaran hati Prabowo mau menyerahkan lahan miliknya, yang berstatus HGU kepada negara sesuai dengan komitmennya saat Pilpres 2019.
Kalau kita mengikuti kronologis sejarah rencana pemindahan Ibu Kota tersebut, seperti ada benang merahnya sejak zaman Sukarno, Soeharto, sampai Zaman Jokowi, dan kesemuanya itu di luar dugaan.
Presiden pertama Indonesia memiliki rencana pemindahan Ibu Kota juga ke daerah Kalimantan, sementara Presiden Soeharto merencanakan ke daerah Jonggol, Jawa Barat, namun lahan yang disiapkannya lebih mengarah ke Kalimantan.
Sementara Presiden Jokowi, berdasarkan survey dan perencanaannya juga mengarah ke Kalimantan, yang pada akhirnya diputuskan di wilayah Kalimantan Timur, tepatnya daerah Penajam Passer Utara dan Kutai Kertanegara.
Pada Debat calon presiden (capres) 2019 Putaran II pada Minggu malam (17/2/2019), Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) 'menyerang' capres nomor urut 02 Prabowo Subianto karena memiliki lahan yang sangat luas di Provinsi Kalimantan Timur hingga 220.000 hektare dan di Kabupaten Aceh Tengah, Daerah Istimewa Aceh seluas 120.000 hektare.
Lahan Prabowo
Dari Debat tersebut pada akhirnya menguak berbagai tabir yang ada di balik penguasaan lahan tersebut. Sebuah tabir yang menarik untuk diulas, salah satunya bagaimana cerita penguasa merangkap pengusaha yang pada akhirnya memonopoli sebagian besar lahan dan kekayaan alam di negeri ini.
Ferdy Hasiman, Peneliti Alpha Research Data Base, yang juga Penulis buku Freeport Bisnis Orang Kuat dan Kedaulatan Negara ini, mengungkapkan bahwa di Kaltim, Prabowo diketahui dari beberapa literatur, memang memiliki banyak perusahaan batu bara di bawah induk usaha Nusantara Energi dan PT Kiani Kertas Nusantara.