Bahkan terkait diksinya yang kurang Etis itu, Karni Ilyas sempat menegurnya, disaat perdebatannya dengan Maruarar Sirait berlangsung dengan sengit, karena ada diksi yang digunakan Rocky terkesan kasar dan tidak Etis.
"Jangan diksi yang kasar lah," timpal Karni Ilyas.
"Saya enggak kasar, saya pakai itu supaya ketahuan benar apa maksud pikiran saya," pungkas Rocky Gerung.
Itulah yang penulis amati, bahwa Rocky cerdas, tapi cerdas secara intlektual saja tidak cukup, harus juga cerdas secara emosional dan spiritual. Cerdas secara intlektual saja bisa membuat seseorang menjadi congkak dan sombong, tidak mampu mengendalikan emosinya.
Jadi kalau penulis bandingkan dengan Sherly, dalam mengkritik Jokowi, Sherly lebih dewasa dan konstruktif kritiknya, sementara Rocky sangat emosional dalam menyampai kritik, sehingga kecerdasannya tertutupi oleh emosinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H