Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Prabowo Sekarang Anti "Khilafah"

20 Juli 2019   01:56 Diperbarui: 20 Juli 2019   02:12 3314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Pinterpolitik.com

Kalau semasa Pilpres Prabowo tenang-tenang aja ditunggangi para pengusung khilafah, sekarang sepertinya Prabowo sudah kembali kejalan yang benar, jalan orang-orang yang bukan Pro-Khilafah, makanya besar kemungkinan Prabowo dan Gerindra akan bergabung dengan Koalisi Pemerintah.

Bahkan sebelumnya saat bersilaturahmi dengan keluarga Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, di Jalan Warung Sila, Ciganjur, Jakarta Selatan, Kamis (13/9/2018), Prabowo memberikan keterangan tentang tuduhan Pro-Khilafah.

"Ada juga bertanya, Prabowo ini mendukung dan akan mengubah Pancasila menjadi khilafah. Ya saya kira ini sesuatu yang geli, saya mentertawakan," kata Prabowo Subianto.

Prabowo Subianto juga menyampaikan bahwa kekhawatiran itu muncul dari akar rumput. Meski begitu, ia memastikan bahwa sebagai seorang prajurit TNI telah disumpah untuk terus membela Tanah Air berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Sekarang pernyataan tersebut lebih dipertegas lagi oleh Prabowo lewat Pertemuan MRT dengan Jokowi, sehingga mengakibatkan kelompok Pro-Khilafah dengan sendirinya meninggalkan Prabowo, karena sudah dianggap tidak sejalan.

Pertemuan MRT, merupakan isyarat perubahan haluan politik Prabowo yang sebelumnya dekat dengan kelompok Pro-Khilafah, sekarang Prabowo membawa gerbongnya untuk merapat kepada yang mendukung Pancasila.

Ketua umum Partai Gerinda ini juga menegaskan bahwa paham khilafah merupakan propaganda picik yang bisa menyesatkan masyarakat.

"Masalah khilafah itu adalah menurut saya propaganda yang sebetulnya picik tapi berbahaya, karena rakyat bisa terpengaruh," ucap Prabowo Subianto.

Sekarang ini adalah usaha Prabowo dan Gerindra untuk merealisasikan ucapannya, meninggalkan kelompok yang selama ini memanfaatkannya, bahkan hampir merusak reputasi politiknya.

Karena kelompok Pro-Khilafah inipun sudah dimanfaatkan poros III, yang membonceng aksi damai pendukung Prabowo-Sandi Bulan Mei lalu. Menciptakan kerusuhan yang seolah-olah diorganisir dengan sepengetahuan Prabowo.

Paskapertemuan MRT, kelompok Pro-Khilafah semakin memperlihatkan Jati dirinya, dan masyarakat pun jadi tahu kalau PA 212 pun adalah kelompok Pro-Khilafah, bukanlah Pro-Prabowo-Sandi. Kelompok ini memang punya agenda sendiri, namun membonceng Prabowo-Sandi.

Jadi apapun namanya Aksi Yang kelompok ini lakukan selama ini, baik itu aksi Bela Agama 212, 414 dan sebagainya, adalah agenda yang memang dirancang untuk kepentingan Pro-Khilafah, bukanlah Bela Agama atau pun sejenisnya.

Hikmah terbesar dari Pertemuan MRT adalah, mempertegas bahwa kelompok Pro-Khilafah itu memang ada, terlebih ketika kelompok ini memisahkan diri dari Prabowo-Sandi. Itu juga yang membuat PKS tetap bertahan sebagai oposisi, karena PKS pun tidak bisa memungkiri kalau setali tiga uang dengan kelompok Pro-Khilafah.

Sumber

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun