prosesi ritual Ijab Kabul, tapi lebih dari itu. Kalau mau dipahami bahwa akad nikah itu adalah puncak dari kesepakatan untuk melakukan ikatan pernikahan.
Akad Nikah bukanlah sekedarSecara tersurat memang terlihat sebagai sebuah prosesi melakukan sebuah komitmen, tapi secara tersirat, masing-masing kedua mempelai menanamkan dalam hati, siap menerima segala kekurangan dan kelebihan pasangan dikemudian hari.
Kalau kelebihan sudah pasti akan diterima dengan senang hati. Lain halnya dengan kekurangan, yang biasanya diketahui setelah kehidupan rumah tangga berjalan. Banyak yang tidak siap menerima kenyataan yang sebenarnya.
Pengalaman pribadi saya, ketika prosesi berlangsung, saya sudah siap baik secara lahir maupun batin. Karena kesiapan itu sudah saya perhitungkan 1 tahun sebelum pernikahan dilangsungkan. Saya sudah mengetahui siapa perempuan yang akan saya nikahi.
Semua persiapan untuk kebutuhan pernikahan, dan sesudah pernikahan sudah dipersiapkan jauh-jauh hari. Jadi ketika prosesi ijab kabul dilakukan saya secara fisik dan mental sudah siap.
Sehingga setelah kehidupan rumah tangga berjalan, saya tidak lagi meributkan hal-hal yang saya anggap akan merusak pernikahan.
Sesuai dengan komitmen saat ijab kabul, maka saya akan berusaha menutupi segala kekurangan pasangan saya.
Sebaliknya pasangan saya juga demikian, saya membimbingnya dengan perbuatan, sehingga diapun menjaga setiap situasi selalu kondusif.
Tidak ada pertengkaran itu hal yang tidak mungkin, pasti ada pertengkaran, hanya saja sebagai kepala rumah tangga, tentu saya yang pegang kendalinya.
Ijab Kabul itu sebuah puncak kesepakatan dari masa berpacaran, sampai berkomitmen untuk melakukan pernikahan.
Jadi harus dilakukan secara sadar untuk kepentingan kedepan, bukanlah sekedar mengucapkan Shighat Taklik, tapi komitmen terhadap Sang Khalik untuk menjaga dan membimbing Jodoh titipan-Nya.
Ijab Kabul/akad nikah adalah sebuah prosesi yang sakral, sah tidaknya sebuah perkawinan ditentukan dari prosesi ijab kabul tersebut.
Karena esensi perjanjian akad nikah itu adalah juga perjanjian kita terhadap Yang Maha Kuasa, bukan cuma kepada pasangan hidup kita. Begitulah sakralnya perjanjian sebuah pernikahan.
Semoga tulisan yang singkat ini memberikan manfaat..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H