Belum ada kandidat yang betul-betul layak kalau diukur dari segi prestasi ataupun kapabelitas. kalau melihat calon yang berasal dari kepala Daerah, baik Bupati maupun walikota, belum ada yang memiliki prestasi yang membanggakan, profile nya hampir rata-rata sama, tidak ada yang visioner.
Padahal sekarang ini eranya kepala Daerah berebut menunjukkan prestasi dan inovasinya terhadap Daerah yang dipimpin. Di Jambi miskin kader pemimpin yang seperti itu. Hampir semua Bupati yang ada di Propinsi Jambi standar saja, cuma ada satu Bupati yang terlihat visioner, dan mau berusaha membuat Indah Daerah yang dipimpinnya.
Kita bisa bandingkan dengan Bupati Kabupaten Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, yang prestasinya dibicarakan ditingkat Nasional, sehingga Kabupaten Banyuwangi begitu dikenal masyarakat. Begitu juga Bupati Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah, yang sekarang Gubernur Sulawesi Selatan, prestasinya juga luar biasa.
Belum lagi prestasi Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, yang begitu mendunia, karena memang apa yang dilakukan bukanlah hal yang biasa-biasa saja. Lihat saja seperti apa Indahnya Kota Surabaya, yang bersih, aman dan Nyaman, sehingga sebagai pemimpin dia sangat dicintai rakyatnya.
Beberapa Kandidat yang mengemuka untuk Pilgub Jambi 2020 antara lain, Walikota Jambi, SY Pasha, Bupati Kabupaten Merangin, Al Haris, Bupati Kabupaten Sarolangun, Cek Endra, Bupati Kabupaten, Tanjabbar, Syafrial dan Gubernur Petahana Fachrori Umar, juga Kapolda Jambi, M Muchlis.
Peluang terbesar memang, SY Pasha berada diperingkat pertama, yang bersaing ketat dengan M Muchlis dan Al Haris. Tapi sangat dimungkinkan Kapolda Jambi, M Muchlis, yang juga putra asli Daerah Jambi, menjadi pilihan sebagian besar masyarakat Jambi. Hambatan bagi SY Pasha adalah, karena dia bukan dianggap putra asli Daerah Jambi.
Sepanjang yang saya lihat ketika pulang ke Jambi kemarin, tidak ada pembangunan yang signifikan disetiap Kabupaten, kalau ada pembangunan pun cuma dibangun asal ada, tidak dikonsep sesuai kebutuhan jangka panjang. Jalan Utama mulai dari simpang Rimbo sampai Sarolangun tidak banyak berubah, jalan yang rusak oleh truk pengangkut Batu bara diperbaiki seadanya.
Tahun 2009 saya pernah persoalkan kondisi jalan tersebut, jawaban kawan-kawan yang memiliki jabatan di Pemda propinsi Jambi, itu adalah jalan yang Dibiayai APBN. Ini jawaban yang klasik, meskipun jalan APBN seharusnya Pemda setempat harus tetap mengajukan anggaran untuk perbaikan ke Pemerintah pusat.
Di Jambi, belum ada kepala Daerah yang betul-betul mencintai Daerah yang dipimpinnya, dimana Rasa Cinta tersebut diimplementasikan pada pembangunan yang spektakuler, belum ada sesuatu yang betul-betul membanggakan dari semua kepala Daerah yang ada, prestasinya biasa. Kalau saja mereka melakukan studi banding dengan Daerah yang lebih Maju, harusnya mereka malu dengan prestasi mereka.
Jadi kalau ingin memilih kandidat Gubernur Jambi untuk 2020, jangan cuma mengandalkan kandidat dari kepala Daerah, bisa saja dari pos lain yang memang memiliki kinerja dan prestasi yang baik dalam jabatan yang pernah dipimpinnya, jangan terpesona dengan janji-janji orang yang tidak punya prestasi apa-apa, Jambi harus dipimpin seorang pemimpin yg visoner.
Gubernur yang Visioner
Lahirnya sebuah Pusat Pemerintahan Propinsi Jambi yang terintegrasi di Telanaipura, sekaligus Komplek perumahan Pemda Propinsi Jambi, adalah bentuk kekayaan visi yang dimiliki Pemimpin pada masa itu, sehingga sampai saat ini fasilitas tersebut menjadi sangat strategis.
Sama halnya dengan Pemindahan Pusat pemerintahan Kotamadya Jambi ke Kota Baru, adalah bentuk dari upaya pengembangan wilayah Kota, dimana Pemerintahan Kota terintegrasi dengan fasilitas publik lainnya, yang sampai saat ini sangat dinikmati masyarakat Jambi.
Hanya pemimpin yang memiliki visi yang bagus dalam membangun, yang memiliki kesadaran akan kebutuhan seperti itu. Perkembangan suatu daerah harus tetap mengacu pada kebutuhan masyarakat, kemudahan masyarakat dalam mengakses segala kebutuhan yang menyangkut dengan pemerintahan.
Visi membangun tidak bisa mengabaikan nilai-nilai estetika yang identik dengan culture daerah. Identitas itulah yang akan mencirikan bangunan, dan landscape suatu daerah. Dengan demikian daerah tersebut memiliki Ikon yang berbeda dengan daerah lainnya. Kalau cuma sekedar membangun, semua orang pasti bisa, tidak perlu Kita memilih Pemimpin yang mumpuni keilmuannya.
Memilih Pemimpin itu sudah satu paket dengan semua pengetahuan yang dimilikinya, dengan mental dan moral yang dimilikinya. Adanya keinginan untuk berbuat baik kepada daerah Yang dipimpinnya, bukan sekedar menghimpun pundi-pundi kekayaan semata utk kepentingan pribadinya.
Sebagai daerah Lintas antar Propinsi, Jambi sangatlah strategis dan memliki nilai keekonomiannya yang tinggi, itu kalau para pemimpin di Jambi Mengetahui, dan menyadari, betapa pentingnya arti sebuah pembangunan yang tepat sasaran, yang berdaya guna serta tidak saja bernilai ekonomi, tapi juga nilai kepariwisataan.
Itulah kenapa Jambi membutuhkan pemimpin yang visioner, yang mampu melihat dan menterjemahkan kebutuhan pembangunan Jambi jauh kedepan. Lihatlah bagaimana pemimpin pendahulu, yang mampu mengembangkan Tata ruang Kota sesuai kebutuhan, yang sekarang dinikmati masyarakat.
Penulis : Aji Najiullah Thaib (Ajinatha)
Putra Daerah Jambi, Pekerja Seni, berdomisili di Jakarta
Alumni Institut Kesenian Jakarta (IKJ)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H