"Apa itu pakansi.."
"Hari libur.."
"Yang mana kamar buat Saya.."
"Itu yang paling pojok.."
"Kok gelap banget ya.."
"Disini memang gitu mas..penerangan seadanya.."
"Kalo yang satunya lagi sebelah mana.."
"Persis sebelah kamar yang mas sewa..tapi itu sudah ada yang pesan.."
Bruce setengah kecewa, namun gak ada pilihan lain, dia harus menginap di losmen satu-satunya yang dia temui didesa tersebut. Tugas jurnalistiknya harus meliput objek pariwisata yang ada didesa Bonjol Kulon.
***
Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam. Suasana didepan losmen begitu sepi. Losmen diujung desa tersebut secara established sangat temaram. Tidak ada aktivitas dilosmen yang kamarnya hanya tersisa satu dari 36 kamar yang ada.
Bahkan resepsionis yang mendampingi Bruce tadipun sudah tidak terlihat batang hidungnya. Sementara Bruce masih membersihkan kamar losmen yang penuh debu. Bruce mendengar ada suara seseorang bersenandung. Pelan-pelan Bruce mencoba mencari tahu. Meraba-raba dinding losmen yang terbuat dari kayu yang sudah mulai rapuh. Namun tak ada celah sama sekali buat mengintip.