Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Tidak Ada yang Ingin Membunuh 4 Tokoh?

29 Mei 2019   22:03 Diperbarui: 29 Mei 2019   22:20 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi: 1zoom.me

Seberapa penting nyawa 4 Tokoh Nasional dan satu direktur lembaga survei.? Sehingga mereka layak dihabisi dalam peristiwa kerusuhan 21-22 Mei 2019 yang baru lalu. Pastinya susah kita mencari korelasinya antara rencana pembunuhan dengan kerusuhan tersebut.

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu tidak yakin ada kelompok yang benar-benar ingin membunuh pejabat negara.

"Saya rasa enggak begitulah. Masak sesama anak bangsa begitu? Mungkin hanya ngomong saja itu," ujar Ryamizard saat dijumpai di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Rabu (29/5/2019). Kompas.com

Kalau saya bilang memang tidak ada rencana pembunuhan tersebut, rencana ini baru disebutkan setelah 6 tersangka itu ditangkap. Disinilah skenario itu diubah, dan dialihkan untuk menghindari tuduhan rencana Makar terhadap Pemerintah yang sah.

Ancaman hukuman terhadap pelaku makar jauh lebih berat dari rencana pembunuhan. Pembunuhan berencana hanya dihukum paling berat 15 tahun, sementara bagi pelaku makar ancaman hukumannya 20 tahun sampai hukuman mati.

Yang beratnya lagi kasus ini sudah diketahui dalangnya siapa, bisa dibayangkan kalau kasus ini dikenakan dengan Pasal Makar, maka semakin beratlah hukuman yang akan diterima oleh pelaku maupun dalangnya, bukan cuma itu, yang menggerakkan aksi demo pun akan tersangkut dalam rencana makar.

Sebetulnya sudah tidak bisa disembunyikan lagi skenario penggulingan kekuasaan, karena indikasi kearah sana sudah sangat kuat. Gerakan akar rumput bukanlah gerakan murni yang lahir atas kesadaran ingin menuntut Pemilu yang Adil.

Digunakannya istilah Gerakan Akar Rumput, memang untuk menarik simpati masyarakat, sebagai gerakan sosial yang lahir dari masyarakat kebanyakan, padahal kenyataannya gerakan tersebut dimobilisasi untuk kepentingan politik, dan mereka dijadikan dengan berbagai cara.

Saya mengutip analisis Tempo.co sebagai berikut, yang mengistilahkan gerakan akar rumput itu sebagai Astroturfing, yang berarti sebuah strategi kampanye terselubung yang didesain sedemikian rupa sehingga tampak seperti berasal dari masyarakat jamak (grass root), padahal kenyataannya diinisiasi atau didanai oleh perusahaan atau gerakan politik tertentu.

Asumsinya, orang akan cenderung lebih bersimpati dan meyakini obyektifitas yang digerakkan oleh akar rumput, ketimbang kampanye blak-blakan oleh golongan tertentu.

Jelas akar rumput disini keberadaannya memang diadakan, bukanlah aksi Solideritas. Bisa jadi pada awalnya gerakan ini diinisiasi sebagai gerakan damai, tapi bukan mustahil kalau gerakan ini tidak ditunggangi oleh pihak Ketiga.

Hal itu pun sebetulnya sudah diprediksi akan terjadi, dan pada kenyataannya memang terjadi. Sangat mudah Prabowo mengatasi kerusuhan tersebut, hanya dengan lewat pidatonya yang disebarkan baik dimedia sosial maupun media televisi, kerusuhan seketika bisa mereda dan tidak lagi berkelenajutan.

Jadi memang kerusuhan 21-22 Mei bukanlah kerusuhan biasa, ada agenda Penggulingan kekuasaan didalamnya. Memang Penggulingan kekuasaan tersebut bukanlah bermaksud agar Prabowo menjadi Presiden, tapi lebih kepada "Asal Bukan Jokowi" yang jadi Presiden.

Kalau Penggulingan kekuasaan tersebut bertujuan agar Prabowo menjadi Presiden, tetap saja bukan Prabowo yang jadi Presiden, karena jika terjadi Jokowi lengser, maka otomatis Jusuf Kalla yang akan menggantikannya, karena Konstitusi mengaturnya memang demikian.

Pertanyaanya, pihak mana yang ingin menggulingkan Presiden.? Ya sudah pastilah pihak yang mengorganisir para perusuh, yang sudah menyiapkan para penembak jitu untuk menciptakan Martir, agar kerusuhan tersebut menjadi kerusuhan massal.

Kalau didalami terus penyidikan terhada 6 tersangka yang sudah ditangkap, sangat mungkin akan ketahuan apa motif sebenarnya. Rencana pembunuhan terhadap 4 Tokoh Nasional dan satu direktur lembaga survei hanyalah dalih untuk Mengalihkan ancaman tuduhan dan hukuman. Inilah yang harus didalami pihak kepolisian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun