Video yang berdurasi 3 menit 22 detik tersebut menampilkan gambar mobil polisi, atau polis dalam bahasa Malaysia, beranjak dari tempat penemuan surat suara tercoblos. Seorang pria yang merekam video tersebut lantas mengatakan mereka telah membuat laporan polisi. Video ini dibagikan oleh salah seorang jubir BPN Prabowo-Sandi.
"Kita sudah buat laporan polis, polis sudah datang, polis sudah datang, kita sudah buat laporan polis, biar jelas ini...," kata si pria seperti dilihat Detik.com, Kamis (11/4/2019).
Modus seperti ini persis seperti tekhnik propaganda ala Rusia, Firehose of Falsehood, saya pernah ulas secara detail dalam sebuah artikel yang berjudul, "Prabowo-Sandi Dalam Tekhnik Propaganda Firehose of The Falsehood"
Teknik yang sama dipakai oleh Donald Trump di Pilpres Amerika Serikat ini berciri khas melakukan kebohongan-kebohongan nyata guna membangun ketakutan publik dengan tujuan mendapatkan keuntungan politik. Tekhnologi ini terkenal dengan nama "Cambridge Analytica."
Ada kesamaan modus dari Keempat kasus diatas, tujuannya adalah untuk menimbulkan kekacauan, dan efeknya agar masyarakat tidak mempercayai Pemerintahan Jokowi. Muara dari semua kasus tersebut adalah mendeligitimasi KPU dan Pemerintah, (kecuali Kasus Ratna Sarumpaet), kasus ini sepertinya tujuannya Pemerintah.
Untuk kasus yang terakhir tentang ditemukannya Surat suara yang sudah dicoblos, di Selangor Malaysia, masih dalam penyelidikan, belum diketahui siapa yang melakukan, dan apa motifnya. Semoga kasus ini segera terkuak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H