Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Mana yang Lebih Realistis, Janji Prabowo atau Jokowi?

25 Maret 2019   13:54 Diperbarui: 25 Maret 2019   14:45 656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam setiap kampanye, Prabowo-Sandi baru sebatas menghamburkan berbagai janji untuk sekedar meraih simpati, belum ada tanda-tanda untuk bisa dibuktikan. Kampanye itu tetap harus realistis, kalaupun harus berjanji pada masyarakat, janjinya pun harus masuk akal.

Yang namanya janji politik, rakyat sudah kenyang sekedar menikmatinya. Meskipun Jokowi juga pada Pilpres 2014 banyak berjanji, tapi sebagian besar janjinya sudah bisa dinikmati masyarakat. Inilah juga yang harus mampu dibuktikan oleh Prabowo-Sandi.

Ada Satu janji Jokowi yang memang belum terpenuhi, yakni janji Buy Back Indosat. Itu pun bukan tidak ingin ditepati, tapi soal momentum yang tidak tepat, bukan tidak mampu membeli kembali Indosat, mengambil alih Freeport yang lebih Mahal dari Indosat saja Jokowi mampu, apa lagi cuma membeli kembali Indosat.

Membeli kembali Indosat saat ini, Sama saja dengan membuang uang yang tidak ada manfaatnya, karena posisi Indosat sendiri dalam keadaan merugi, sementara Freeport lebih prospektif dibandingkan Indosat. Kalau cuma sekedar untuk menaikkan populeritas, mungkin Jokowi sudah beli kembali Indosat, tapi bukan itu yang dibutuhkan bangsa ini.

Prabowo-Sandi berjanji ingin mengembalikan kekuatan dan kekayaan Indonesia, seperti yang disampaikan oleh Wakil Ketua DPP Partai Gerindra, Fadli Zon, kalau seandainya Prabowo-Sandi terpilih sebagai Prasiden dan Wakil Presiden pada Pemilu 2019.

Berbeda dengan pemimpin saat ini, lanjut Fadli, hanya bisa bekerja tanpa orientasi yang jelas. "Percuma orang kerja tapi tidak jelas kerjanya untuk siapa," kata Fadli saat memberikan sambutan dalam deklarasi dukungan politik Relawan Akal Sehat (RAS) untuk Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Museum Purna Bhakti, TMII, Jakarta Timur, Minggu (24/3).

Fadli Zon juga mengatakan, memang Jokowi sudah membuka lapangan pekerjaan, namun lapangan pekerjaan tersebut lebih dinikmati oleh tenaga kerja asing (TKA), bukanlah dinikmati oleh rakyat Indonesia. Pernyataan ini sangatlah hyperbolis dan mengada-ngada, hanya sekedar untuk meraih simpati masyarakat.

Pada kenyataannya tidaklah demikian, sekian banyak Proyek yang sedang dibangun oleh Jokowi saat ini, sudah jelas membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang membutuhkan. Kalaupun ada tenaga asing yang terlibat Dalam Proyek tersebut, pastinya memang sesuai dengan skill yang dibutuhkan.

Apakah Prabowo-Sandi dalam janjinya ada menjelaskan bagaimana memberikan solusi terhadap persoalan yang dihadapi bangsa sekarang ini? Tidak ada, baru sekedar omongan, belum sampai kepada treatment-nya. Sementara kondisi bangsa sekarang ini butuh sesuatu yang sangat solutif dan realistis.

Sebagian besar, Jokowi sudah membuktikan apa yang sudah direncanakannya. Bahkan apa yang tidak dijanjikannya saat kampanye Pemilu 2014, dia kerjakan untuk kepentingan masyarkat. Jokowi Tidak pernah menjanjikan soal Tol Langit, tapi mengingat kedepan hal tersebut menjadi sebuah kebutuhan, maka Jokowi menyediakan Infrastuktur untuk Tol Langit.

Jokowi Tidak pernah menjanjikan untuk mengambil alih Freeport, namun karena keadaan mengharuskan Jokowi harus mengambil alih Freeport, maka hal itu harus dia lakukan. Belum ada sejarahnya sekian banyak Proyek mangkrak bisa diselesaikan Dalam masa 4,5 tahun, baru Pemerintahan Jokowi-JK yang bisa melakukannya.

Kalaupun ada kritik yang bertubi-tubi menghantam Pemerintahan Jokowi-JK, itu tidak lebih didasari oleh sentimen dari orang-orang yang kepentingannya terganggu oleh kebijakan Jokowi-JK. Inilah yang tidak didasari oleh masyarakat awam.

Masyarakat harus mau melihat secara realistis, siapa yang cuma baru sekedar berjanji, dan belum tentu bisa terealisasi, dan mau melihat siapa yang sudah mampu merealisasikan janji-janjinya. Siapa yang betul-betul memikirkan kepentingan masyarkat, dan siapa yang cuma baru memberikan harapan kepada masyarakat.

Berjanji sih boleh saja, tapi juga harus kasih tahu seperti apa implementasinya. Jangan sampai setelah terpilih baru kasih alasan kenapa tidak bisa memenuhi janji. Seorang pemimpin harus berani mengambil resiko, harus mampu menjelaskan bagaimana mengimplementasikan janjinya.

Kalau cuma sebatas mengumbar janji, maka tidak akan sulit mencari seorang pemimpin, siapa pun bisa jadi Presiden. Persoalannya, mencari seorang Presiden bukanlah seperti memilih kucing didalam karung, yang tidak jelas seperti apa kapasitas dan kinerjanya.

Sumber: merdeka.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun