Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cermin | Raina yang Berkalung Sepi

28 November 2018   08:23 Diperbarui: 28 November 2018   08:41 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lampu kamar Raina baru saja dimatikan sama bik nah, setelah ia yakin Raina sudah memejamkan matanya. Hampir setiap hari bik nah menemani Raina menjelang tidur. Sering Raina tertidur dikamar  bik nah yang layak gudang, saat Sonya, ibunya pulang kerja larut malam.

Sonya masuk kamar Raina, dia tatap wajah Raina yang memelas dalam pulas. Sonya menghampiri Raina, dan duduk menepi dipinggir tempat tidur Raina, dia usap dengan sayang rambut Raina, disudut matanya yang basah, Sonya tak mampu menahan resah. Tetiba Raina bangun dari tidur, dalam remang gelap dia tatap Mata ibunya yang basah,

"Ibu nangis ya...nangisnya dikamar ibu aja ya..Raina mau bobo.." ucap gadis kecil berumur 4 tahun itu.

Dengan perasaan penuh salah, Sonya meninggalkan kamar Raina, diluar hujan turun dengan deras, sederas air mata Sonya yang tumpah tanpa bisa dia tahan. Sonya membuka kamar, menghambur masuk dan menghempaskan tubuhnya diatas tempat tidur. Diluar dugaan Sonya kalau Raina semakin berjarak dengannya.

**

"Bik nah..non Raina udah bangun.."

"Udah nyah..udah rapi malahan.."

"Yaudah..hari ini biar saya yang antar Raina ya.."

"Baik nyah.." Bik nah beranjak kekamar Raina, tapi Raina gak ada di kamarnya.

"Bik nah..Raina disini..ayo antar Raina.."

Sonya tiba-tiba menuju kearah Raina yang sudah siap diruang depan.

"Sayang..hari ini ibu yang antar ya..biar bik nah rapiin kamar kamu.."

"Gak..Raina sama bik nah aja.." Dengan cemberut Raina gak menatap wajah ibunya sama sekali.

"Sayang..hari ini kebetulan ibu gak kerja..jadi ibu bisa antar Raina ya.." Sonya berusaha untuk memeluk Raina, namun Raina menghindari.

"Pokoknya Raina maunya sama bik nah..gak mau sama ibu..ibu kerja aja.."

Ada perasaan menyesal menggelayuti hati Sonya, namun dia merasa serba salah. Berhenti bekerja bukanlah solusi. Hari itu Sonya kembali mengalah dengan Raina. Terlalu lama dia membuat Raina kecewa, segala kesibukan yang dilaluinya hanya semakin memberikan jarak kasih sayangnya pada Raina.

Merebut kembali hati Raina, dan mengembalikan rasa keibuannya adalah upaya yang sedang Sonya lakukan. Hanya ada satu hal yang terpikirkan oleh Sonya, bahwa dia harus seperti bik nah..agar bisa menjadi orang yang disukai Raina, sebagai Sonya dan sebagai ibu, dia telah gagal dimata anak satu-satunya.

Sepulang dari sekolah, Raina menemukan Sonya sedang bersih-bersih rumah. Raina hampir tidak percaya melihat apa yang dilakukan ibunya saat itu. Seperti biasanya, Raina selalu mengucapkan Salam sebelum masuk rumah.

"Assalamu'alaikum..."

"Wa alaikum Salam..eh anak Mama udah pulang ya.." Sonya berhenti sejenak dari kesibukannya. Ditangannya masih memegang kemoceng dan serbet persis seperti bik nah dalam kesehariannya.

"Ibu kok pake baju bik nah sih..." Tanya Raina dengan heran, saat dia lihat Sonya mengenakan atribut bik nah.

"Ibu ingin jadi bik nah aja..biar kamu mau dekat dan sayang sama ibu.." Mata Sonya kembali basah sambil menghampiri Raina.

Raina pun berlari kepelukan ibunya penuh haru.

"Tadi disekolah Raina dinasehati ibu guru..kata ibu guru kalau benci sama ibu bisa jadi anak durhaka..anak durhaka masuk neraka..Raina gak mau masuk neraka bu..." Isak tangis Raina membuat mata Sonya semakin basah.

"Mulai sekarang..ibu akan selalu ada untuk Raina..ibu akan berhenti kerja.."

"Kalau in berhenti kerja..ntar kita makan dari Mana.."

"Insya Allah...Tuhan akan kasih rezeki yang lebih banyak nak buat kita..."

Kedua ibu dan anak itu larut dalam pagut rindu. Raina yang selama ini berkalung sepi, hatinya seakan terisi kasih sayang yang selama ini telah ia rindukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun