"Sayang..hari ini ibu yang antar ya..biar bik nah rapiin kamar kamu.."
"Gak..Raina sama bik nah aja.." Dengan cemberut Raina gak menatap wajah ibunya sama sekali.
"Sayang..hari ini kebetulan ibu gak kerja..jadi ibu bisa antar Raina ya.."Â Sonya berusaha untuk memeluk Raina, namun Raina menghindari.
"Pokoknya Raina maunya sama bik nah..gak mau sama ibu..ibu kerja aja.."
Ada perasaan menyesal menggelayuti hati Sonya, namun dia merasa serba salah. Berhenti bekerja bukanlah solusi. Hari itu Sonya kembali mengalah dengan Raina. Terlalu lama dia membuat Raina kecewa, segala kesibukan yang dilaluinya hanya semakin memberikan jarak kasih sayangnya pada Raina.
Merebut kembali hati Raina, dan mengembalikan rasa keibuannya adalah upaya yang sedang Sonya lakukan. Hanya ada satu hal yang terpikirkan oleh Sonya, bahwa dia harus seperti bik nah..agar bisa menjadi orang yang disukai Raina, sebagai Sonya dan sebagai ibu, dia telah gagal dimata anak satu-satunya.
Sepulang dari sekolah, Raina menemukan Sonya sedang bersih-bersih rumah. Raina hampir tidak percaya melihat apa yang dilakukan ibunya saat itu. Seperti biasanya, Raina selalu mengucapkan Salam sebelum masuk rumah.
"Assalamu'alaikum..."
"Wa alaikum Salam..eh anak Mama udah pulang ya.."Â Sonya berhenti sejenak dari kesibukannya. Ditangannya masih memegang kemoceng dan serbet persis seperti bik nah dalam kesehariannya.
"Ibu kok pake baju bik nah sih..."Â Tanya Raina dengan heran, saat dia lihat Sonya mengenakan atribut bik nah.
"Ibu ingin jadi bik nah aja..biar kamu mau dekat dan sayang sama ibu.."Â Mata Sonya kembali basah sambil menghampiri Raina.